Pengalaman Cerita Sex, Diajarin Seks Oleh Tante Meli part 2

Lidahnya dipermainkan dengan sangat mahir. Matanya tetap memandang mataku seperti untuk meyakinkanku. Tangannya kembali menggenggam kedua bijiku. Kepalanya tampak turun naik disepanjang Penis- ku, aku berasa geli setengah mati. Ini jauh lebih nikmat daripada memakai tangannya. Sesekali Tante Meli juga menghisap kedua bijiku bergantian dengan gigitan-gigitan kecil.

Dengan perlahan turun kebawah menjilat lubang pantatku dan membuat lingkaran kecil dengan ujung lidahnya yang terasa sangat liar dan hangat. Aku hanya dapat berpegangan erat kebantal ku, sembari mencoba menahan rintihanku. Kudekap mukaku dengan bantal, setiap sedotan kurasa seperti yang aku hendak menjerit. Nafasku tidak dapat diatur lagi, pinggulku menegang.

Ditambah lagi kepalaku mulai pening, akibat kenikmatan yang berada tepat diantara selangkanganku. Mendadak kurasa Penis-ku seperti akan meledak. Karena rasa takut dan panik, kutarik pinggulku kebelakang. Dengan seketika, Penis-ku seperti mempunyai hidup sendiri, berdenyut dan menyemprot cairan putih yang lengket dan hangat kemuka dan kerambut Tante Meli .

Seluruh badanku bergetar dari kenikmatan yang tidak pernah kualami sebelumnya. Aku tidak sanggup untuk menahan kejadian ini. Aku merasa telah berbuat sesuatu kesalahan yang sangat besar. Dengan napas yang ter-engah-engah, aku meminta maaf kepada Tante Meli atas kejadian tersebut dan tidak berani untuk menatap wajahnya. Tetapi Tante Meli hanya tersenyum lebar, dan berkata, porno

“ Tidak apa-apa kok, ini memang harus begini ”, ucapnya nampak puas,
kembali dia menjilati cairan lengket itu yang mulai meleleh dari ujung bibirnya dan kembali menjilati semua sisa cairan itu dari Penis-ku sehingga bersih.

“ Tante suka kok, rasanya sedap ”, tambahnya, dapatkan user id untuk bermai 7 games termasuk

Dengan penuh pengertian Tante Meli menerangkan bahwa cairan itu adalah air mani dan itu wajar untuk dikeluarkan sekali2. Kemudian dengan penuh kehalusan dia membersihkanku dengan handuk kecil basah dan mencium ku dengan lembut dikeningku. Setelah semuanya mulai mereda, dengan malu-malu aku bertanya,

“ Apakah perempuan juga melakukan hal seperti ini? ”,
“ Yah, kadang-kadang kita orang perempuan juga melakukan itu, tapi caranya agak berbeda ”terangya padaku,

Kemudian Tante Meli berkata padakau, apabila aku mau, dia dapat menunjukkannya. Tentu saja aku bilang yang aku mau menyaksikannya. Jari-jari tangan Tante Meli yang lentik dengan perlahan mulai membuka kancing bajunya, memperagakan tubuhnya yang putih. Waktu kutangnya dibuka payudaranya melejit keluar dan tampak besar membusung dibandingkan dengan perutnya yang mengecil ramping.

Kedua payudaranya bergelayutan dan bergoyang dengan indah. Dengan halus Tante Meli memegang kedua tanganku dan meletakannya diatas payudaranya. Rasanya empuk, kejal dan halus sekali, ujungnya agak keras. Putingnya warna coklat tua dan agak besar. Tante Meli memintaku untuk menyentuhnya. Desahanmanja.com  Karena belum ada pengalaman apa-apa , aku tekan saja dengan kasar.

Tante Meli kembali tersenyum dan mengajariku untuk mengelusnya per-lahan-lahan . Putingnya agak sensitif, jadi kita harus lebih perlahan disana, katanya. Tanganku mulai meraba tubuh Tante Meli yang putih bersih itu. Kulitnya terasa sangat halus dan panas membara dibawah telapak tanganku. Napasnya memburu setiap kusentuh bagian yang tertentu. Aku mulai mempelajari titik kenikmatan yang disukainya.

Tidak lama kemudian Tante Meli memintaku untuk menciumi tubuhnya. Ketika aku mulai menghisap dan menjilat kedua payudaranya, putingnya terasa mengeras didalam mulutku. Napasnya semakin menderu-deru, membuat payudaranya turun naik bergoyang dengan irama. Lidahku mulai menjilati seluruh payudaranya sampai keduanya berkilat dengan air liurku Mukanya tampak gemilang dengan penuh gairah.

Bibirnya yang merah merekah digigit seperti sedang menahan sakit. Roknya yang seksi dan ketat mulai tersibak dan kedua lututnya mulai melebar perlahan. Pahanya yang putih seperti susu mulai terbuka menantang dengan gairah dihadapanku. Tante Meli tidak berhenti mengelus-elus dan memeluki tubuhku yang masih telanjang dengan kencang. Tangannya menuntun kepalaku kebawah kearah perutnya.

Semakin kebawah ciumanku, semakin terbuka kedua pahanya, roknya tergulung keatas. Aku mulai dapat melihat pangkal paha atasnya dan terlihat sedikit bulu yang hitam halus mengintip dari celah celana dalamnya. Mataku tidak dapat melepaskan pemandangan yang sangat indah itu. Kemudian Tante Meli berdiri tegak dihadapanku dengan perlahan.
Tante Meli mulai membuka kancing roknya satu persatu dan membiarkan roknya terjatuh dilantai. Tante Meli berdiri dihadapanku seperti seorang putri khayalan dengan hanya memakai celana dalamnya yang putih, kecil, tipis dan sexy. Tangannya ditaruh dipingulnya yang putih dan tampak serasi dengan kedua payudaranya diperagakannya dihadapanku.

Pantatnya yang hanya sedikit tertutup dengan celana dalam seksi itu bercuat menungging kebelakang. Tidak kusangka yang seorang wanita dapat terlihat begitu indah dan menggiurkan. Aku sangat terpesona memandang wajah dan keindahan tubuhnya yang bercahaya dan penuh gairah. Tante Meli menerangkan yang bagian tubuh bawahnya juga harus dimainkan.
Sembari merebahkan dirinya diranjangku, Tante Meli memintaku untuk menikmati bagiannya yang terlarang. Aku mulai meraba-raba pahanya yang putih dan celana dalamnya yang agak demak dan bernoda. Pada awalnya tanganku agak bergemetar, basah dari keringat dingin, tetapi melihat Tante Meli sungguh-sungguh menikmati semua perbuatanku.
Matanya yang mulai sayu, diiringi napasnya semakin mengencang. Aku semakin berani dan lancang merabanya. Kadang-kadang jariku kususupkan kedalam celana dalamnya menyentuh bulunya yang lembut. Celana dalamnya semakin membasah, noda dibawah celana dalamnya semakin membesar.

Desahanmanja.com  Pingulnya terangkat tinggi dari atas ranjang.
Kedua pahanya semakin melebar dan Penis-nya tercetak jelas dari celana dalam nya yang sangat tipis itu. Setelah beberapa lama, Tante Meli dengan merintih memintaku untuk membuka celana dalamnya. Pinggulnya diangkat sedikit supaya aku dapat menurunkan celana dalamnya kebawah. Tante Meli berbaring diatas ranjang tanpa sehelai benangpun yang menutupi tubuhnya.

Disitu untuk pertama kali aku dapat menyaksikan Penis- seorang wanita dari jarak yang dekat dan bukan hanya dari majalah. Bulu2 diatas Penis-nya itu tampak hitam lembut, tumbuh dengan halus dan rapi dicukur, sekitar Penis-nya telah dicukur hingga bersih membuat lekuk Penis-nya tampak dari depan. Tante Meli membuka selangkangannya dengan lebar dan menyodorkan Vaginanya kepadaku.

Sembari bangkit duduk ditepi ranjang, Tante Meli memintaku untuk berjongkok diantara kedua pahanya untuk memperhatikan Vagina-nya dari jarak dekat. Dengan penuh gairah kedua jarinya mengungkap bibir Penis-nya yang rada tebal dan ke-hitam-hitaman dan memperagakan kepadaku, lubang Vagina-nya yang basah dan berwarna merah muda.

Dengan nada yang ramah, Tante Meli menggunakan jari tangannya sendiri dengan halus, menerangkan kepadaku satu persatu seluruh bagian tubuh bawahnya. Tempat2 dan cara-caranya untuk menyenangkan seorang wanita. Kemudian Tante Meli mulai menggunakan jari tangan ku untuk di-raba-raba kan kebagian tubuh bawahnya. Rasanya sangat hangat, lengket dan basah.
Klitorisnya semakin membesar ketika aku menyentuhnya. Aroma dari Vagina-nya mulai memenuhi udara dikamarku, aromanya menyenangkan dan berbau bersih. Dari dalam lubang Vagina nya per-lahan-lahan keluar cairan lengket berwarna putih dan kental dan mulai melumuri semua permukaan lubang Vagina-nya. Mengingat apa yang dia sudah lakukan dengan air maniku, aku kembali bertanya,

“ Boleh ngga saya mencicipi air mani Tante? ” Tante Meli hanya mengangguk kecil dan tersenyum.

Perlahan aku mulai menjilati pahanya yang putih dan sekitar lubang Vagina Tante Meli yang merah dan lembut. Cairan nya mulai mengalir keluar dengan deras keselangkangannya. Lidahku menangkap tetesan itu dan mengikuti aliran cairan itu sampai balik keasal lubangnya. Rasanya rada asin dengan bau yang sangat khas, tidak seperti kata orang-orang, Tante Meli cairan sangat bersih dan tidak berbau amis.

Begitu pertama aku mencicipi alat kelamin Tante Meli , aku tahu yang aku dapat menjilatinya terus-terusan, karena aku sangat menyukai rasanya. Tante Meli mendadak menjerit kecil ketika lidahku menyentuh klitorisnya. Aku tersentak takut karena mungkin aku telah membuatnya sakit. Tetapi Tante Meli kembali menjelaskan bahwa itu hal biasa kalau seseorang mengerang waktu merasa enak.

Semakin lama, aku semakin berani untuk menjilati dan menghisapi semua lubang Vagina dan klitoris nya. Pinggulnya diangkat naik tinggi. Tangannya tidak berhenti memeras payudaranya sendiri, cengkramannya semakin menguat. Napasnya sudah tidak beraturan lagi. Kepalanya terbanting kekanan dan kekiri. Pinggul dan pahanya kadang-kadang mengejang kuat, berputar dengan liar.

Kepalaku terkadang tergoncang keras oleh dorongan dari kedua pahanya. Tangannya mulai menjambak rambutku dan menekan kepalaku erat kearah selangkangannya. Dari bibirnya yang mungil itu keluar desah dan rintihan memanggil namaku, seperti irama ditelingaku. Keringatnya mulai keluar dari setiap pori-pori tubuhnya membuat kulitnya tampak bergemilang dibawah cahaya lampu.

Matanya sudah tidak memandangku lagi, tapi tertutup rapat oleh bulu mata yang panjang dan lentik. Sembari merintih Tante Meli memintaku untuk me-nyodok2kan lidahku kedalam lubang Vagina nya dan mempercepat iramaku. Seluruh mukaku basah tertutup oleh cairan yang bergairah itu.
Kemudian Tante Meli memintaku untuk berbalik supaya dia juga dapat menghisap Penis-ku bersamaan. Setelah melumuri kedua payudaranya yang busung itu dengan Baby Oil, Tante Meli menggosok-gosokkan dan menghimpit Penis-ku yang sudah keras kembali diantara payudaranya, dan menghisapinya bergantian.

Kemudian Tante Meli memintaku untuk lebih berkonsentrasi di klitorisnya dan menyarankanku untuk memasuki jariku kelubang Vagina nya. Dengan penuh gairah aku pertama kalinya merasakan bahwa kelamin wanita itu dapat berasa begitu panas dan basah. Otot Vagina nya yang terlatih terasa berdekup memijiti jari tanganku perlahan.

Bibir dan lubang Vagina nya tampak merekah, berkilat dan semakin memerah. Klitorisnya bercahaya dan membesar seperti ingin meledak. Setelah tidak beberapa lama, Tante Meli memintaku untuk memasuki satu jariku kedalam lubang pantatnya yang ketat. Dengan bersamaan waktu, Tante Meli juga masuki satu jarinya pula kedalam lubang pantatku. Tangannya dipercepat mengocok Penis- ku.

Pahanya mendekap kepalaku dengan keras. Pinggulnya mengejang keras. Terasa dilidahku urat-urat sekitar dinding Vagina nya berkontraksi keras ketika dia keluar. Aku menjerit keras bersama-sama Tante Meli sembari memeluknya dengan erat, kita berdua keluar hampir bersamaan. Kali ini Tante Meli menghisap habis semua air maniku dan terus menghisapi Penis-ku sampai kering.

Setelah itu kita berbaring telanjang terengah mengambil napas. Badannya yang berkeringat dan melemah, terasa sangat hangat memeluki tubuh ku dari belakang, tangannya tetap menghangati dan mengenggam Penis-ku yang mengecil. Aroma dari yang baru saja kita lakukan masih tetap memenuhi udara kamarku. Wajahnya tampak gemilang bercahaya menunjukan kepuasan.
Senyumnya kembali menghiasi wajahnya yang terlihat lelah. Lalu kita jatuh tertidur berduaan dengan angin yang sejuk meniup dari jendela yang terbuka. Setelah bangun tidur, kita mandi bersama. Waktu berpakaian Tante Meli menciumku dibibir dengan lembut dan berjanji yang nanti malam dia akan mengajari bagaimana caranya bila kejantananku dimasuki kedalam Vaginanya. porno

Sejak hari itu, selama satu minggu penuh, setiap malam aku tidur dikamar tamu bersama Tante Meli dan mendapat pelajaran yang baru setiap malam. Tetapi setelah kejadian itu, kita tidak pernah mendapat kesempatan kembali untuk melanjutkan hubungan kami. Hanya ada peristiwa sekali, waktu orangtuaku mengadakan pesta dirumah, Tante Meli datang bersama suaminya.

Didapur, waktu tidak ada orang lain yang melihat, Tante Meli menciumku dipipi sembari meraba Penis- ku, tersenyum dan berbisik,
“ Jangan lupa dengan rahasia kita ya Gung ”.

Singkat cerita setelah, 3 bulan kemudian Tante Meli pindah ke kota lain bersama suaminya. Sampai hari ini aku tidak akan dapat melupakan satu minggu yang terbaik itu didalam sejarah hidupku. Dan aku merasa sangat beruntung untuk mendapat seseorang yang dapat mengajariku tentang Sexs dengan cara yang sangat sabar, dan memuaskan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *