Cerita Sex Tante Lilis Sedang Orgasme part 1

Pukul lima pagi, saya bangun lagi. Kali ini ditiup oleh penggemar dari atas. Aku mengambil selimut sambil memandangi bibi yang masih dalam posisi udang bungkuk telanjang. Ini menarik saya untuk memeluknya dari belakang. Saya mengulurkan selimut lebar untuk menutupi kami berdua. Aku meninggalkan tangan kiriku di bawah tubuhnya dan melingkarkan tangan kananku ke dadanya. Saya menekan pinggul saya ke pantatnya, jadi zak saya juga menempel secara otomatis, di antara pahanya hiv

Hamparan darah mudaku masih panas, untuk sesaat burung kecilku telah menjadi ‘Garuda’ yang kuat yang siap bertarung lagi. Aku memindahkan tindikan di antara paha bibi. Tangan saya tidak tinggal diam dan mulai memutar puting kiri dan kanan bibiku ketika saya memutar benjolan yang tebal. Uang tunai menerima perawatan seperti itu, bibi saya bangun dan bereaksi.

Ya, Ron …! Tidak lagi …!” Tubuh Tante menjauh dariku, tetapi aku terus memeluknya dengan erat.

Bahkan lutut saya sekarang mencoba membuka pahanya dari belakang. Bibi berjalan lagi dan tangannya berusaha meraih tanganku.

“Tidak, Ron …! Aku Tantemu kamu.” Dia mengerang saat dia terus menoleh padaku.

“Tapi, sudahkah kita melakukannya, bibi?” Tanyaku, tidak mengerti. Lengan saya masih.

“Ya. Ta … bibi … ini salah …”

“Saudaraku? Tetapi apakah kita sudah melakukannya dua kali sebelum bibi?”

Aku menggigit pantatku. Bibi menghindari.

“Hei … ya, Ron. Bibi benar-benar tidak bisa … berpegang pada nafsu … Bibi belum melakukan ini sejak Oommu mati. Dan sekarang dia merangsang bibi sampai Tante puas diri.”

“Apakah kamu merasa puas diri dua kali?”

“Yang pertama sebenarnya. Bibi baru saja bangun setelah … Roni mem … pergi ke bibi. Bibi ingin bertarung, tetapi kekuatanmu begitu kuat sehingga Tante akhirnya tetap diam dan bukannya menjadi puas diri” .

“Jika ini yang kedua, bibi …?” Tanyaku penasaran saat dia memelukku lebih erat. Bibi menghindar dan mengguncang saya lagi.

“Kau mencium bibir Tante. Itu kelemahan Bibi, Ron. Bibi selalu terangsang ketika dia mencium …”

“Oh, kalau begitu Tante kucium saja sekarang ya..? Biar Tante bernafsu lagi.” pintaku bernafsu sambil berupaya memalingkan wajah Tante. Tapi Tante menolak keras

Jangan, Ron..! Sudah cukup. Kita jangan berzinah lagi. Tante merasa berdosa pada Oom-mu. Hik.. hik.. hik..” Tante terisak. hiv

Aku jadi mengendurkan serangan, meski tetap memeluknya dari belakang.

Kemudian kami terdiam. Dalam dekapanku terasa Tante sedang menangis. Tubuhnya berguncang kecil.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *