Tinggal Didesa tidak selalu berat, kadang juga menyenangkan, itulah pengalamanku, Dodi si penikmat janda, tentu didesa yang memiliki banyak janda muda ini. Sudah sebulan aku tinggal didesa ini, banyak batu akik yang sudah kuperoleh dari tambang didekat desa. Batu Kalimaya, bacan, dan juga yang lainnya. Untuk menjualnya, aku perlu pergi keperbatasan desa. BOKEP
Diperbatasan desa ada tempat jual beli akik, tentu bila masih dalam bentuk batuan, harganya pasti beda. Hari itu aku pergi kesana, dan semua batu akik ku segera kujual, uang jutaan rupiah yang kudapat ini membuatku cukup senang. Aku memilih memesan Handycam dari saudaraku dikota, beberapa hari kemudian sudah tiba didesaku. Kini aku bisa merekam aksi seks yang mungkin terjadi didesa ini.
Hari itu aku mampir kerumah pak Rt, saat aku masuk kerumahnya, tampak disana sudah disediakan beberapa minuman dan makanan.
“Wah, pak Rt, tumben aku dijamu makanan dan minuman sebanyak ini”,
“Ealah Dodi, maaf ya sebelumnya, ini bukan buat kamu”,
“eeh, terus buat siapa pak?”,
“Buat si Rindi, habis ini dia kesini” Aku baru teringat tentang Rindi itu, kata pak RT dulu, perempuan ini dibilang janda termontok di RT ini.
“wah, jangan jangan pak RT…”,
“ssstttt, iya Dod, aku mau menyantap si Rindi itu”,
“wah wah, gara gara saya ceritakan pengalaman saya dengan dua janda dulu itu, pak RT jadi pengen, hahaha”,
“sudah diam, kalau kamu mau, nanti kamu bisa ikutan”,
“Boleh deh pak, tapi cuman beberapa saja, nanti biar pak RT yang beraksi”.
Beberapa menit kemudian, tampak seorang perempuan mendekati rumah ini, lalu menyapa pak Rt.
“Pak rt, saya boleh masuk?”,
“Si..silahkan Rindi” wah memang benar, perempuan itu cantik dan montok, Buah dadanya juga cukup besar, pakaiannya tak mampu menyembunyikan pesonanya. “Eh ada mas Dodi”,
“Siang Rindi, saya permisi dulu pak, mau ambil sesuatu dikontrakan”,
“Iya Dodi, kembali lagi gak?”,
“iya, bentar aja kok” Aku lalu berlari kekontrakan ku dan mengambil Handycamku.
Kontrakanku yang dekat dengan rumah pak RT membuatku bisa segera kembali melihat simontok Rindi.
Beberapa menit kutinggal, ternyata ruang tamu rumah pak RT sudah sepi, aku lalu masuk dan mengunci pintunya. Pasti pak rt membawa Rindi kedalam, segera aku mendekati kamar pak rt. Aku memilih mendengarkan dari sebelah kamar itu,
“Rindi, untuk menjaga kebugaran janda janda disini, saya perlu memberi perwatan tubuh buat kamu”,
“ooh, biar tetap sehat gitu ya pak?”,
“iya, soalnya kan janda janda disini jadi jarang beristirahat karena bekerja sendiri, tanpa ada bantuan laki laki”,
“Iya pak, saya kadang pegel dan meriang”,
“Sebentar, saya cek ya…”. Tampak suara itu adalah tanda bahwa pak RT sudah akan beraksi.
Aku menyalakan Handycam ku, lalu menyalakannya. Ada sebuah jendela yang terbuka, aku taruh saja kamera itu disana. Aku dari luar kamar itu bisa melihat aksi pak RT dari layar handycam. Tampak pak Rt melihati tubuh Rindi, layaknya dokter saja.
“Rindi, kamu coba buka bajumu”,
“Untuk apa pak?”,
“tampaknya buah dada kamu ada kelainan” Rindi menurut, ia membuka bajunya, Sekarang bagian atas tubuh montok Rindi bisa dilihat mata jelalatan pak Rt.
BH 36B itu masih bisa menutup buah dada montok Rindi.
“hmm..Kamu pasti merasakan buah dadamu jadi berat ya Vit?”,
“iya pak, gak tau nih”,
“Sini bentar, saya cek” Pak Rt mendekati buah dada Rindi, lalu membuka Bh 36B itu.
Segera buah dada montok itu membuat pak RT menelan ludah.
“sepertinya kamu…perlu perawatan buah dada”,
“Kenapa pak? Memang buah dada saya cukup berat, air susunya sudah lama tak saya keluarkan” Aku yang diluar kamar itu jadi Terangsang, apalagi pak RT yang didalam.
“Kalau begitu…biar saya rawat..” Pak Rt langsung memegang kedua buah dada montok itu.
Ia menepuk nepuk buah dada yang kenyal itu, pelan pelan tangannya mengelus elus buah dada kenyal itu.
“Geli pak, mmmf”,
“Gpp Rindi, ini biar keluar air susunya” Pak Rt lalu meremas buah dada itu.
Beberapa saat kemudian puting coklat Rindi Nampak mengeras, pak RT lalu memijit puting keras itu dengan jari jarinya. Dipencet pencet, diputar putarnya pentil yang indah itu. Beberapa menit kemudian, air susu keluar dari puting itu.
“wah, mmmffff…itu keluar pak…”,
“ini harus dihabiskan, biar Buah dada Rindi gak berat lagi…aummm” Mulu pak RT lalu menyambut puting itu, dan menyedot air susu segar Rindi.
Lidah Pak rt membuat Puting yang keras itu makin deras mengucurkan air susu kedalam mulut pak Rt.
“Pak, uuuhf…geli…”,
“Slruuup…mmm….slruupp…cup…sluuurp…tahan ya Rindi..mmm” Aku hanya bisa geleng geleng dan tersenyum, pak RT ternyata juga pintar mengambil kesempatan.
Beberapa menit itu pak rt sibuk meremas buah dada montok itu, juga bergantian menyedot air susu keluar dari dua puting indah Rindi.
Tenggorokanku sudah kering, aku memilih ikut ambil andil diaksi pak RT itu, aku buka pintunya. Tampak Pak Rt dan Rindi cukup kaget.
“oooh, pak RT lagi perawatan ya?”,
“Eh, Dodi, Rindi jadi kaget, iya nih…mmmf…pak RT lagi ngerawat BUah dada ku…”,
“hmmm, udah sering pak rt merawat janda janda disini, saya juga kadang membantu” Pak RT yang sibuk menarik dan menyedot puting Rindi tampak tersenyum karena kebohonganku.
“oooh, bagus kalau gitu mas…mmmf…aaaaahn”,
“Pak Rt, biar saya yang nerusin perawatan buah dadanya”,
“mm…slruuuup..aaaah… iya deh, kamu terusin ya Dod”,
“Misi ya, Rindi kamu tiduran saja dikasur, biar pak RT bisa ngerawat yang lain”,
“oooh, pak Rtm au ngerawat yang mana lagi?”,
“Itu…kaki kamu pasti pegel juga, perlu dirawat”,
“ooh, iya sudah saya tiduran dikasur yach” Rindi segera tiduran dikasur, aku dan pak RT menahan tawa dan semakin terangsang.
Aku segera menyambut buah dada Rindi, aku berada disamping Rindi. “Udah hampir sehat ini mbak, pak rt memang hebat, biar saya selesaikan ya..auumm”,
“aaah…iya mas…uuuh” Aku langsung melumat puting basah Rindi, kutarik tarik pentil nikmat itu, dan air susu mengalir kedalam mulutku, kusedot dengan cepat memuaskan hasrat seksku.
“mmm…slruuup…mmm…cup…mmm…sluuuurp… gimana Rindi?”,
“oooh…mantep mas…mmmf…”. Aku memang sibuk meremas buah dada Rindi, juga menikmati air susunya. Pak Rt mulai mengelus elus kaki Rindi, ia juga pelan pelan naik dan mengelus paha mulus Rindi.
“Rindi, saya buka semua pakaian kamu ya… biar cepet selesai perawatannya…”,
“oooh…iya pak RT…mmmf” Segera pak rt menlepas rok dan celana dalam Rindi, Kini tubuh montok itu sudah telanjang, dan siap untuk disetubuhi.
Tampak dimata pak Rt ada selangkangan Rindi, juga bulu bulu halus yang menutup bibir vaginanya.
“Rindi, ini Bulu kamu terlalu lebat, biar saya benahin..”,
“slruuup …slruuup…mmm…slruuup..iya mbak, bulu bulu dibawah itu perlu diatur”,
“oooh…mmmf…iya deh pak…saya juga mulai merasa enak…uuuhf”. Pak Rt lalu mengambil alat cukur, dan segera pelan pelan, ia buka selangkangan Rindi.
Belum ia mulai mencukur bulu bulu itu, pak RT malah asyik mengelus elus bibir vagina Rindi.
“aaahn…pak…memek Rindi kok..”,
“Ini biar basah bulunya, nanti kalau dicukur biar gak sakit…cup..mmm”,
“oooh, iya sudah pak…mmmf…uuuh…sssh” Pak Rt lalu menjilati bibir vagina Rindi, dan memang setelah jilatan pak Rt yang nakal itu, memek Rindi mengeluarkan cairan yang berlendir, pak rt lalu memasukkan jarinya, dan mengobok obok memek Rindi.
Setelah itu tangannya diusapkan kebulu bulu halus Rindi.
“uuuhf….Rindi kok makin seneng sih pak…mantep perawatannya…oooh… mas Dodi juga hebat…”,
“Slruuup..cup..mmm…slruuup…iya mbak, kami sudah ahli”, Aku benar benar puas memutar dan meremas buah dada besar Rindi, juga air susunya yang terbaik itu.
Pak Rt tampak sedang mencukur bulu bulu halus disekitar lubang vagina Rindi, beberapa menit kemudian pak Rt sudah tak tahan, vagina Rindi yang sudah tampak tak berbulu lagi segera dijilati lagi. Lidahnya bergerak lebih nakal, dinding vagina Rindi yang basah itu tak henti dijilati, jari pak Rt juga mencubit dan memutar mutar Klistoris Rindi.
“aaaaaahn…mmmf…uuuh…sssh..uuuf” Rindi makin mendesah karena ulah pak Rt. Aku memilih berhenti menyusu, lalu mulai mencium bibir Rindi. Lidahku berputar putar dimulut janda itu, dan Rindi tampak membalasnya, Kini ia tak mampu mendesah, karena sibuk beradu lidah denganku.
Pak RT yang puas membasahi memek Rindi itu, segera membuka pakaiannnya, Lalu Penisnya yang sudah hormat itu terpampang minta masuk kelubang vagina Rindi.
“Rindi, habis ini puncak perawatannya, kamu tahan ya, enak kok”,
“mmm…mm…cup…mm…iya pak…mm…sluuuurp” Aku tak menghiraukan pak RT terus saja bercumbu dan bertukar air liur dengan Rindi.
Pak Rt lalu menempelkan penisnya dibibir vagina Rindi, lalu perlahan kepala penisnya sudah masuk kedalam. Penis itu berdenyut denyut, Rindi jadi mendesah besar.
“aaaaaahn…oooh…apa itu pak…uuuh”,
“Ini perawatan terbaik, memek kamu perlu diisi penis laki laki, kamu tenang saja”
Aku menghentikan ciuman ku, lalu pergi mengambil sarung pak rt.
“Rindi, kamu saya tutup matanya ya, biar perawatannya gak bikin kamu gelisah”,
“oooh…oooh..terserah mas…mmmf” Rindi yang sudah mendesah karena pak RT memasukkan penisnya kedalam vaginanya dengan pelan sambil menikmati sensasi luar biasa.
Aku lalu menutup mata Rindi dengan Sarung yang ku belikan disekitar matanya. Lalu aku mengambil handycam ku yang ada dijendela, Kini aku sibuk memfilmkan kontol pak Rt yang sudah masuk dimemek Rindi.
“Pak rt, Perawatannya segera dimulai saja”,
“Iya Dod, mbak Rindi juga sudah siap kayaknya..” Rindi yang ditutupi matanya itu sedang menggiti bibirnya menahan sensasi penis pak RT dimemeknya.
Pak Rt kemudian Pelan pelan menggerakkan penisnya, penis yang sudah merasakan kenikmatan dinding vagina Rindi itu kini makin nakal menyodok maju mundur dengan nikmat. Dihandycamku terekam jelas kontol pak Rt yang besar melesat keluar masuk di memek Rindi, yang tentu gerakannya semakin cepat.
“Aaaahn…pak rt….auuuh…mmmmf…..ooooh” Mendengar desahan nikmat Rindi, Pak Rtm akin nakal.
Ia segera mempercepat gerakannya, dan memilih meniduri tubuh Rindi. Kini pinggang pak RT saja yang sibuk naik turun mempercepat gerakan penisnya yang mengoyak vagina Rindi. Aku merekam dari bawah, kinitampak Jelas, Memek Rindi yang terisi penis besar itu tak henti bergetar karena sodokan maut pak RT.
“Rindi…ooooh….mantapnya memek kamu….uuuuhf” Pak rt yang ada diatas Rindi itu merasa buah dada Rindi yang kenyal dan montok itu mengelus ngelus dadanya.
Pak rt juga merasa dadanya mulai basah, air susu Rindi ternyata muncrat didada pak Rt.
“Dobel dobel perawatannya nih, memek sama toket Rindi saya tangani semua, hehe”,
“oooh…pak rt….mmmf… .sssh..aaaahn… aaah …memekku…oooh” Aku hanya geleng geleng melihat pak RT denga penuh semangat menyodok dengan cepat Memek Rindi yang tak ditutupi bulu halus itu.
Penis pak RT tak henti membuat suara yang dihasilkan dari tabrakan ditubuh Rindi.
Aku sudah tak tahan, aku menaruh Handycam ku diatas meja dekat Kasur itu, lalu melepas pakaianku. Crooot croot crooot, pak Rt ternyata sudah klimaks, ia mengisi memek Rindi dengan sperma.
“ooooh… pak Rt….memek ku…hangat sekali…ooooh” Penisnya lalu dicabut, dan tampa diwajah pak Rt senyuman kepuasan. Lalu aku berbisik pada pak Rt,
“pak, kan mata Rindi lagi ditutup, suruh aja dia ngulum penis pak Rt yang habis klimaks itu”,
“Bagus idemu, sip” Lalu pak Rt mendekat Kepala Rindi.
Ia kemudian mengangkat tubuh Rindi, dan memposisikannya untuk menungging.
“Rindi, ini udah hampir selesai, coba kamu buka mulut kamu…”,
“uuh, iya pak…aaaaa….aughfm!” Penis pak rt langsung masuk kedalam mulut Rindi, lalu segera kembali pak rt bergerak maju mundur mendorong penisnya yang sudah kembali mengeras menikmati mulut Rindi.
“Rindi tolong kamu jilatin itu ya..”,
“ooogh…mmm…iya pak..oommm…” Rindi tampak sudah hilang kesadaran, ia makin asyik menjilati Penis pak Rt, juga menyedot cairan yang bercampur dipenis pak Rt.
Aku memegang bokong Rindi, lalu meremasnya, dan menahannya . Penisku sekarang masuk kedalam memek Rindi yang sudah banjir.
“Itu… apa yang…ooommm…slruuup… masuk kememekku lagi?”,
“Ini punya saya Rindi, biar saya tambah perawatannya”,
“Oh…mmm…slruuup..mmm..Dodi toh…mmm …yang enak ya Dod…mmm…slruup” Karena sudah diminta, segera penisku yang berdenyut itu mulai bergerak maju mundur, gerakanku jadi makin mudah karena memang memek Rindi sudah sangat licin, dan terbuka lebar karena sudah di sodok pak RT tadi.
Gerakan ku maju mundur menyodok memek Rindi dengan cepat membuat Rindi kewalahan.
“ooogh..mmm..slruup..mmm…uufgh…oooh…uuuh..mmm…”.
Pak Rt memilh membantu Rindi, ia memegang kepala Rindi, dan menggerakkannya maju mundur.
“Biar saya bantu Rindi, kamu nikmati saja ya…oooh” Gerakan kepala Rindi membuat penis pak Rt makin keenakan diemut oleh mulut Rindi.
Kini Aku dan pak Rt bersama sama menyodok lubang atas dan bawah dari Rindi yang memang menggairahkan ini. Beberapa menit itu kami terus beraksi menyetubuhi janda montok itu.
“ooough…pak rt…mmm…Dodi…uuufgh…aku gak kuat..oooh”, Tampak Rindi sudah klimaks, aku dan Pak Rt juga sudah tak kuat.
Croooot crooot croooot. Mulut dan memek Rindi kini penuh dengan sperma para lelaki ini. Aku dan pak Rt tampak puas sekali, kami lalu memilih menyudahi aksi nikmat kami.
Rekaman handycam sudah ku akhiri, lalu aku memilih berpakaian dan Meninggalkan pak Rt dan Rindi. Tampak Rindi sudah dibuka penutup matanya, ia sekarang sedang saling pandang dengan pak rt yang tidur disebelahnya.
“Pak rt, Rindi, saya tinggal dulu, saya ada urusan lain, permisi”,
“iya Dod, makasih udah bantuin pak Rt” Aku segera meninggalkan rumah pak rt. BOKEP
Saat aku memakai alas kaki, terdengar suara Rindi mendesah, wah, tampak pak rt belum puas, pasti ia sedang asyik menyetubuhi Rindi lagi. Dasar pak Rt