Cerita Sex Istri Temanku part 2

Kamu cape ya Har setelah ngomongin bisnis?, kata Lani. Iya nih, kalo dipijit enak nih kayaknya, pancingku. Sini biar aku pijitin, kata Lani sambil memegang punggungku. Ntar dulu ah, mao nyalain musik dulu Akupun mulai menyalakan musik, maksduku supaya suasananya nyaman.

Kemudian aku mulai duduk membelakangi Lani dan ia mulai memijit punggungku. Gimana har? Enak gak pijitanku?, kata Lani disamping telingaku. Enaak.. Akupun memalingkan wajah menghadap Lani maksudnya ingin bicara sesuatu tapi karena wajah kita berdekatan seperti itu, aku lupa tidak tau mau omongin apa. Situasi saat itu sempat hening sebentar, lalu entah siapa yang mulai, kamipun berciuman dengan penuh hasrat. sexy

Langsung aku membalikkan badan dan memeluk tubuh Lani dan membaringkan dia di sofa. Lani hanya diam saja diperlakukan seperti itu. Sepertinya dia menikmati banget ciuman ini. Aku tidak mendengar suara apapun dari Lani, hanya.. Mmh.. urm.. ss.. Itulah yang terdengar pada waktu kami ciuman. Aku menciumi bibirnya dengan sangat lembut meskipun aku sebenarnya bernapsu banget. Dengan lembut aku mainkan lidahnya, bibirnya.

Aku memainkan lidahku didalam mulutnya, kadangkadang aku tarik lidahnya dengan gigiku saat ada di dalam mulutku. Sambil berciuman aku melihat matanya, ternyata dia menciumku sambil memeramkan matanya, sungguh pemandangan yang menambah laju birahiku. Aku terus menciumi bibirnya, kadang ciumanku lari ke kupingnya serta lehernya.

Sengaja aku tidak terlalu napsu menciumi lehernya supaya tidak meninggalkan bekas yang bisa mencurigakan. Demikian juga dengan Lani, ia menciumi seluruh wajah dan leherku dengan bibirnya, saat itu perasaan geli seakanakan ingin memeluk Lani eraterat sungguh tak tertahankan.

Sejenak kemudian kami mengehentikan akivitas kami karena handphone Lani berbunyi, Kamu angkat dulu deh, siapa tahu suami kamu, kataku sambil tersenyum. Oke, jawabnya tersenyum pula. Lalu Lani mengangkat telpon dan memang benar dari Roni suaminya.

Begitu tau dari suaminya, aku langsung mendekati dia, maksudnya untuk mendengarkan pembicaraan mereka dan membantu kalaukalau Lani tidak bisa jawab. Tapi aku tibatiba berubah pikiran dan mendekati Lani dan memeluk dia dari belakang sambil menjilati kupingnya. Lani sempat berbalik dan memelototi aku tapi aku tidak perduli. Aku tetap mendekati dia dan menjilati lehernya.

Tangankupun mulai menyusup ke dalam kaosnya dan lebih dalam lagi menyusup ke dalam BH nya. Akupun bisa menjamah putingnya. Begitu aku merasakan putingnya, aku pun mulai memainkannya dengan jari jari tanganku. Sementara itu Lani sudah tidak bisa mencegahku lagi, diapun mulai menikmatinya dan malahan dia membuka kaosnya dan duduk di sofa kembali.

Semua itu dilakukan sambil ia berbicara dengan suaminya di telpon. Lani memberikan alasan bahwa dia sedang jalanjalan di sebuah gallery busana. Aku juga segera melepaskan baju dan celana panjangku. Ketika Lani sudah duduk di sofa, akupun mulai menciumi tetenya, aku meremas remas payudara Lani dengan napsu, aku jilatin putingnya dan kadang aku gigit putingnya dengan bibirku.

Aku lalu melihat ke wajah Lani.. wahh.. wajah yang pasrah tapi dia masih melihat ke aku sambil memberi isyarat bahwa dia lagi telpon. Sebenarnya dia sudah tidak tahan lagi ingin melepas semuanya tapi karena ia masih nelpon maka ia terpaksa menahan semua gejolak tersebut.

Aku tau bahwa saat ini dia sedang berusaha sekuat tenaga untuk tidak berteriak ataupun mendesah karena rangsanganku; yang Lani bisa lakukan adalah menggeliatgeliat tidak keruan berbaring di atas sofa di bawah tubuhku. Ketika kemudian telpon sudah selesai, Lani langsung mengeluarkan gejolak yang tertahan dari tadi, Aahkk.. Harrii.., teriak Lani. Gila kamu ya Har, itu tadi kan si Roni, kalau aku kebablasan tadi gimana coba?, katanya memarahi tapi dengan nada menggoda.

Aku cuma tersenyum saja, Tapi kamu suka kan Lan? Iya sih.., lanjutnya tersenyum. Lalu kami pun melanjutkan kegiatan yang tertunda itu. Aku mulai membuka celana jeansku dan celana jeans Lani beserta dengan celana dalamnya. Aku menciumi paha Lani yang bagian kiri dan meremas pahanya yang kanan. Aku jilatin sambil terus bergerak bergerak ke bagian selangkangannya. Selama itu juga tubuh Lani tidak bisa diam, selalu bergerak dan mendesah

Sampai akhirnya aku menjilati pas di memeknya Lani. Aku terus melakukan kegiatan ini dengan penuh napsu, aku memainkan itilnya sambil kadangkadang aku hisap dalamdalam dan aku kulum dengan bibirku. Selama aku melakukan serangan kepada Lani, dia terus berteriak, mendesah, dan menekan kepalaku kuat kuat seakanakan tidak mau membiarkan kepalaku pindah dari selangkangannya.

Suara yang ditimbulkan oleh Lani membuat aku tambah bergairah dalam melakukan kegiatanku tersebut. Aku menjilati memek Lani makin liar, aku permainkan memeknya sampai dalam dengan lidahku dan jarijari tanganku juga mulai masuk ke dalamnya sampai akhirnya.. aku merasakan kaki Lani menjepit kepalaku dan tangannya menekan kepalaku sangat kuat serta pinggulnya terlihat menggelinjang dengan dahsyat. Aahh, Harii, uhh Ternyata Lani sudah mencapai klimaksnya yang pertama dalam permainan ini. sexy

Aku melihat sebentar ke arah Lani dan dia menatapku sambil tersenyum. Kamu hebat Hari, aku suka sekali, katanya. Masa sihh? Aku masih belum apaapa nih, jawabku sambil mencium bibirnya. Aku maenin yah kontolmu?, Itu yang aku tunggu sayang, bisikku di telinganya.

Maka akupun segera mengambil posisi duduk bersandar di sofa dan dia perlahan mulai jongkok di hadapanku. Mulamula ia mengelus kontolku dengan tangannya, kontolku dielus olehnya dari bijinya sampai ke ujung kepala kontolnya. Lalu ia mulai menjulurkan lidahnya ke ujung kontolku. Begitu lidahnya menyentuh kontolku, aku merasa agak sedikit geli.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *