Cerita Sex Istri Temanku part 1

Cerita Sex Istri Temanku Dia memang seorang wanita yang cukup menarik, umurnya lebih tua dua tahun dariku, dan dia adalah istri teman kantorku. Lani, namanya, memiliki tinggi badan yang lebih kecil dariku, sekitar 160 cm dan memiliki kulit yang bisa dibilang lebih putih daripada orangorang Indonesia kebanyakan, tapi dia bukanlah keturunan chinese. Di kantorku aku merupakan satu satunya keturunan chinese, tinggi badan sekitar 172 dan tidak gemuk, yah, wajar lah.

Di kantor ini aku menduduki jabatan sebagai wakil kepala akunting. Aku sebenarnya tergolong baru bekerja di perusahaan ini, baru sekitar satu tahun dan aku sudah cukup akrab dengan salah satu pegawai yang bernama Roni. Aku pernah diajak berkunjung ke rumahnya di daerah Jakarta Utara. Disinilah awalnya perkenalan aku dengan Lani.

Pada pandangan pertama, aku memang sudah menyadari kecantikan Lani namun pikiran itu aku buang jauhjauh karena menyadari bahwa dia adalah istri teman aku. Pembicaraan di rumah Roni berlangsung cukup lama dan cukup akrab sekali. Roni tinggal bertiga dengan pembantunya dan istrinya. Aku sendiri sempat makan malam di rumah mereka. sexy

Harus aku akui, sambutan mereka di rumahnya benarbenar membuat aku merasa betah dan ingin berlamalama terus disitu tapi akupun akhirnya harus pulang juga ke rumah. Setelah pertemuan itupun sikap aku terhadap Roni dan sebaliknya pun biasa biasa saja, tidak ada istimewanya. Sampai suatu minggu sore jam 3an handphoneku berbunyi, ternyata dari rumah Roni.

Aku pikir Roni yang menghubungi karena perlu sesuatu, ternyata yang kedengaran adalah suara wanita. Halo, ini Hari ya?, kata suara disana. Ya, ini siapa ya?, jawabku. Aku Lani, istri Roni. Masih inget ga? Oh, iya, masih inget. Aku kira siapa..? ada apa nih Lan? Gini Har, aku ingin ketemu dengan kamu. Boleh aku ke rumah kamu? Kamu lagi sendirian di rumah? Boleh aja, dulu aku pernah ke rumah kamu, sekarang boleh aja kalian main ke rumah aku.

Kalian datang berdua? Nggak, aku datang sendiri saja. Roni sedang pergi dengan temannya. Sempet bengong juga aku mendengar pernyataan itu. Ada apa gerangan? Mau apa Lani ke rumah aku sendirian sore sore begini? Banyak pikiran campur aduk di otakku. Halo.. halo.. haloo.. Hari, kamu masih disitu? Eh.. oh.. iya Lan.. Oke, kamu boleh ke rumahku kok sekarang. Aku cuman bingung aja mau siapin makanan apa buat kamu.

Ngga perlu repotrepot lagi Har, biasa aja. Aku berangkat yah sekarang. Jarak antara rumahku dengan rumah Roni memang cukup jauh, rumahku terletak di daerah Jakarta Barat sedangkan Roni di Jakarta Utara. Perlu waktu sekitar 45 menit untuk ingin ke rumahku jika dari Jakarta Utara. Rumahku tidak terlalu besar memiliki halaman depan yang cukup untuk satu mobil.

Aku memelihara sepasang anjing jenis ukuran yang tidak bisa besar. Rumahku memiliki 4 ruangan kamar, satu kamar terletak di loteng rumah. Sebenarnya ini adalah rumah orang tuaku, namun mereka saat ini sedang pergi keluar negeri sehingga tinggallah aku sendiri di rumah dengan seorang pembantu yang tidak menginap, pembantuku ini hanya datang pada pagi dan sore hari setelah aku pulang kerja dan pada hari sabtu atau minggu, dia datang pagi hari untuk membersihkan rumah.

Sedangkan anjinganjingku aku sengaja sediakan makan dan minumnya berlebih di tempatnya supaya mereka tidak kehausan dan kelaparan jika aku pergi kerja. Setelah membersihkan rumah seadanya, aku menunggu kedatangan Lani sambil menonton televisi. Sambil menunggu, pikiranku tidak bisa konsen ke TV.

Banyak pikiran yang berkecamuk dalam otakku mengenai kedatangan Lani yang sendirian ke rumahku. Sekitar setengah jam menunggu akhirnya terdengar suara mobil di depan rumah. Aku segera keluar untuk melihat; ternyata memang Lani yang datang sendirian.

Langsung saja aku persilahkan dia masuk, begitu melihat ada tamu, langsung saja anjingku pada ribut. Ehh.. kamu pelihara anjing ya, lucu bangeet, kata Lani sambil mendekati anjingku lalu mengelusnya. Iya. Kamu suka anjing juga Suka banget Kemudian aku persilahkan Lani mauk dan duduk di ruang tamu sementara aku menyiapkan minuman untuk dia.

Kamu kok tidak datang bersama Roni? Biasanya kemanamana berdua melulu? Memangnya harus sama dia terus kalau kemanamana? Iya dong, apalagi kamu sekarang datang ke rumahku, kalau ketauan sama dia kan, ntar gimana jadinya nanti? Ah.. sudahlah, hal kayak begituan biar aku yang urus dengan Roni, Kata Lani lebih lanjut.

Gini Har, aku ingin ngobrolngobrol sama kamu nih tentang masalah bisnis. Kamipun berbicara masalah bisnis, ternyata dia kerumahku untuk berbicara mengenai bisnis baru yang akan dirintisnya dan meminta bagaimana pendapat aku dari segi akunting dan manajemennya. Pembicaraan tersebut berlangsung kurang lebih selama satu jam.

Sambil berbicara konsentraasiku agak terganggu karena duduk bersebelahan dengan Lani dan hampir berdekatan. Kadangkadang kalau sedang bicara bertatapan ingin sekali rasanya mencium bibirnya soalnya hanya berjarak sekitar 45 cm. Saat itu Lani berpakaian cukup sederhana, hanya mengenakan kaos dan celana jeans. sexy

Namun aku suka sekali apabila melihat perempuan yang berpenampilan seperti itu. Sedangkan aku sendiri tadinya hanya memakai celana hawaii dan kaos tapi setelah kedatangan Lani, aku langsung mengganti dengan celana panjang. Akhirnya pembicaraan mengenai bisnis pun selesai, kamipun bersandar lega di sofa yang kami dudukin.

Sekarang otakku benarbenar sudah gak karuan deh, pengin rasanya untuk mencium Lani tapi bagaimana caranya? Otakku memutar dengan keras dan akhirnya aku mengambil keputusan untuk mencoba menyenggol tubuhnya. Tanganku dengan sengaja aku bentangkan kedepan badan dia seakan akan aku sedang meregangkan otot dan menyentuh tangannya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *