Cerita Sex Gadis Cantik part 1

Cerita Sex Gadis Cantik Aku bekerja sebagai sales assistant di sebuah supermarket Y di Bandung. Di tempat kerjaku ada seorang cewek bernama Ita. Ita adalah cewek yang paling akrab denganku. Segala masalahnya akan dia beritahukan padaku. Ita memang cantik, kulitnya putih, matanya bulat, buah dadanya pun membulat, tidak terlalu besar tapi cukup menantang membuat setiap lakilaki yang dekat dengannya ingin selalu menjamahnya. sexy

Siapapun yang melihat tubuh Ita pasti naik nafsu syahwatnya. Pantat Ita mengiurkan juga. Rambutnyapun panjang sebahu, Suatu hari Ita datang padaku, Fer belakang badan Ita gatalgatal nih, Ita memberitahuku akan masalahnya.

Tolong gosokkan ya, Fer Ita menyuruhku.
Kalau begitu kemarilah, balasku dengan sedikit terkejut.
Disini saja, di dalam gudang lebih nikmat Ita memberitahuku dengan suara yang amat lembut dan begitu manja. Hatiku jadi cair.

Fer Ita menarik tanganku menuju ke dalam gudang yang tak jauh dari tempat kami berdiri tadi.
Kemudian Ita mengunci pintu gudang itu, serta mengambil bedak antiseptik di rak yang berdekatan, lalu mengulurkannya kepadaku.

Aku tak sungkansungkan lagi, terus saja menaburkan bedak itu di atas telapak tanganku. Ita menarik baju yang dipakainya ke atas hingga sebatas tengkuk. Aku menelan ludah melihat ke belakang badan Ita, yang selama ini tak pernah aku lihat tanpa busana.

Aku menepuk bedak yang ada di tanganku ke atas badan Ita. Hangat badannya. Aku mulai menggosok. Sesekali Ita kegelian, ketika aku mengurutkan jariku pada alur di tengah belakang badan Ita. Aku menggosok rata. Ita merabaraba kancing BHnya, lalu dilepaskannya, maka terurailah tali BHnya itu di belakang badannya itu.

berdesir darahku, aku menelan air liur, melihat aksi Ita yang berani itu tadi. Aku terus menggosok, dengan hati yang berdebardebar. Aku merasa batang penisku sudah mulai mengeras. Aku merasa tak tahan. Tengah menggosok belakang badan Ita, tanganku secara perlahanlahan merayap ke dada Ita.

Hei! Apaapaan nih, Ita melarang sambil menepuk tanganku.
Ohh! sorry, aku meminta maaf.
Tanganku kembali ke bekakang. BH yang Ita pakai masih melekat di dadanya, menutupi buah dadanya yang mungil itu. Aku terus menggosok, kali ini turun sampai ke batas pinggang. Aku memberanikan diri mengurut ke dalam rok Ita, tetapi Ita menepuk lagi tanganku. sexy
Jangan!, larang Ita lagi.
Sudah hilang belum gatal itu?, Tanyaku pada Ita.
Belum! jawab Ita pendek.

Aku merasa semakin terangsang, batang penisku semakin mengeras dan mula tegang! Aku coba lagi untuk meraba ke dada Ita, kini aku telah dapat memegang buah dada Ita yang lembut itu, yang tertutup dengan BH berwarna putih.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *