Cerita Dewasa Terbaru, Disetubuhi Oleh Anak Kecil part 1

Namaku Veronika. Aku adalah seorang ibu rumah tangga. Usiaku 42 tahun. Suamiku namanya Prasetyo, umur 47 tahun, seorang pegawai pemerintahan di kota B. Aku bahagia dengan suami dan kedua anakku. Suamiku seorang laki-laki yang gagah dan bertubuh besar, biasalah dulu dia seorang tentara. Penampilanku sendiri walaupun sudah berumur tapi sangat terawat karena aku rajin ke salon, fitnes dan yoga. Kata orang, aku mirip seperti Donna Harun. Tubuhku masih bisa dikatakan langsing, walaupun payudaraku termasuk besar karena sudah punya anak 2.

Anakku yang pertama bernama Rika, seorang gadis remaja yang beranjak dewasa. Dia baru saja masuk ke PTN Favorit. Yang kedua namanya Sangga, masih sekolah SMA kelas 2. Si Rika walaupun tinggal serumah dengan kami tapi lebih sering menghabiskan waktu di tempat kosnya di kawasan Gejayan. Kalau si Sangga, karena cowok remaja, lebih sering berkumpul dengan teman-temannya atau pun sibuk berkegiatan di sekolahnya.

Semenjak tidak lagi sibuk mengurusi anak-anak, kehidupan sex ku semakin tua justru semakin menjadi-jadi. Apalagi suamiku selain bertubuh kekar, juga orang yang sangat terbuka soal urusan sex. Akhir-akhir ini, setelah anak-anak besar, kami berlangganan internet. Aku dan suamiku sering browsing masalah-masalah sex, baik video, cerita, atau pun foto-foto. Segala macam gaya berhubungan badan kami lakukan.

Kami bercinta sangat sering, minimal seminggu 3 kali. Entah mengapa, semenjak kami sering berseluncur di internet, gairah seksku semakin menggebu. Sebagai pejabat, suamiku sering tidak ada di rumah, tapi kalau pas di rumah, kami langsung main kuda-kudaan, hehehe.

Sudah lama kami memutuskan untuk tidak punya anak lagi. Tapi aku sangat takut untuk pasang spiral. Dulu aku pernah mencoba suntik dan pil KB. Tapi sekarang kami lebih sering pakai kondom, atau lebih seringnya suamiku ‘keluar’ di luar. Biasanya di mukaku, di payudara, atau bahkan di dalam mulutku. Pokoknya kami sangat hati-hati agar Sangga tidak punya adik lagi. Dan tenang saja, suamiku sangat jago mengendalikan muncratannya, jadi aku tidak khawatir dia muncrat di dalam rahimku.

Sebagai wanita berumur, tubuhku termasuk sintal dan seksi. Payudaraku memang sudah agak melorot, tapi tentu saja lumrah seperti itu karena ukurannya yang memang termasuk besar. Tapi yang jelas, bodiku masih semlohai karena aku masih punya pinggang walapun pantatku termasuk besar. Aku sadar, kalau tubuhku masih tetap sanggup membuat para pria menelan air liurnya. Apalagi aku termasuk ibu-ibu yang suka pakai baju yang agak ketat. Sudah kebiasaan sih dari remaja. Apalagi sekarang susuku tambah besar.

Suamiku termasuk seorang pejabat yang baik. Dia ramah pada setiap orang. Di kampung dia termasuk aparat yang disukai oleh para tetangga. Apalagi suamiku juga banyak bergaul dengan anak-anak muda kampung. Kalau pas di rumah, suamiku sering mengajak anak-anak muda untuk bermain dan bercakap-cakap di teras rumah.

Semenjak setahun yang lalu, di halaman depan rumah kami dibangun semacam gazebo untuk nongkrong para tetangga. Setelah membeli televisi baru, televisi lama kami taruh di gazebo itu sehingga para tetangga betah nongkrong di situ. Yang jelas, banyak bapak-bapak yang curi-curi pandang ke tubuhku kalau pas aku bersih-bersih halaman atau ikutan nimbrung sebentar di tempat itu. Maklumlah, aku khan ibu-ibu yang semlohai, hehehe.

Selain bapak-bapak, ada juga pemuda dan remaja yang sering bermain di rumah. Salah satunya karena gazebo itu juga dipergunakan sebagai perpustakaan untuk warga. Salah satu anak kampung yang paling sering main ke rumah adalah Eki, yang masih SMP kelas 2. Dia anak tetangga kami yang berjarak 3 rumah dari tempat kami. Anaknya baik dan ringan tangan. Sama suamiku dia sangat akrab, bahkan sering membantu suamiku kalau lagi bersih-bersih rumah, atau membelikan kami sesuatu di warung. Sejak masih anak-anak, Eki dekat dengan anak-anak kami, mereka sering main karambol bareng di gazebo. Bahkan kadang-kadang Eki menginap di situ, karena kalau malam gazebo itu diberi penutup oleh suamiku, sehingga tidak terasa dingin.

Pada suatu malam, aku dan suamiku sedang bermesraan di kamar kami. Semenjak sering melihat adegan blowjob di internet, aku jadi kecanduan mengulum kontol suamiku. Apalagi kontol suamiku adalah kontol yang paling gagah sedunia bagiku. Tidak kalah dengan kontol-kontol yang biasa kulihat di BF. Padahal dulu waktu masih manten muda aku selalu menolak kalau diajak blowjob. Entah kenapa sekarang di usia yang sudah lebih 42, aku justru tergila-gila mengulum batang suamiku. Bahkan aku bisa orgasme hanya dengan mengulum batang besar itu. Tiap nonton film blue pun mulutku serasa gatal. Kalau pas tidak ada suamiku, aku selalu membawa pisang kalau nonton film-film gituan. Biasalah, sambil nonton sambil makan pisang, hehehe.

Malam itu pun aku dengan rakus menjilati kontol suamiku. Bagi mas Prasetyo, mulutku adalah tempik keduanya. Dengan berseloroh, dia pernah bilang kalau sebenarnya dia sama saja sudah poligami, karena dia punya dua lubang yang sama-sama hotnya untuk dimasuki. Ucapan itu ada benarnya, karena mulutku sudah hampir menyerupai tempik, baik dalam mengulum maupun dalam menyedot. Karena kami menghindari kehamilan, bahkan sebagian besar sperma suamiku masuk ke dalam mulutku.

Malam itu kami lupa kalau Eki tidur di gazebo depan. Seperti biasa, aku teriak-teriak pada waktu kontol suamiku mengaduk-aduk isi memekku. Suamiku sangat kuat. Malam itu aku sudah berkali-kali orgasme, sementara suamiku masih segar bugar dan menggenjotku terus-menerus. Tiba-tiba kami tersentak ketika kami mendengar suara berisik di jendela.

Segera suami mencabut batangnya dan membuka jendela. Di luar nampak Eki dengan wajah kaget dan gemetaran ketahuan mengintip kami. Suamiku nampak marah dan melongokkan badannya keluar jendela. Eki yang kaget dan ketakutan meloncat ke belakang. Saking kagetnya, kakinya terantuk selokan kecil di teras rumah. Eki terjerembab dan terjungkal ke belakang. Suamiku tak jadi marah, tapi dia kesal juga.

“Walah, Ndun! Kamu itu ngapain?” bentaknya.

Eki ketakutan setengah mati. Dia sangat menghormati kami. Suamiku yang tadinya kesal pun tak jadi memarahinya. Eki gelagepan. Wajahnya meringis menahan sakit, sepertinya pantatnya terantuk sesuatu di halaman.

Aku tadinya juga sangat malu diintip anak ingusan itu. Tapi aku juga menyayangi Eki, bahkan seperti anakku sendiri. Aku juga sadar, sebenarnya kami yang salah karena bercinta dengan suara segaduh itu. Aku segera meraih dasterku dan ikut menghampiri Eki.

“Aduh, mas. Kasian dia, gak usah dimarahin. Kamu sakit Ndun?” Aku mendekati Eki dan memegangi tangannya. Wajah

Eki sangat memelas, antara takut, sakit, dan malu.

“Sudah gak papa. Kamu sakit, Ndun?” tanyaku. “Sini coba kamu berdiri, bisa gak?”

Karena gemeteran, Eki gagal mencoba berdiri, dia malah terjerembab lagi. Secara reflek, aku memegang punggungnya, sehingga kami berdua menjadi berpelukan. Dadaku menyentuh lengannya, tentu saja dia dapat merasakan lembutnya gundukan besar dadaku karena aku hanya memakai daster tipis yang sambungan, sementara di dalamnya aku tidak memakai apa-apa lagi.

“Aduh sorri, Ndun,” pekikku.

Tiba-tiba suamiku tertawa. Agak kesal aku meliriknya, kenapa dia menertawai kami? “Aduh, Mas ini. Ada anak jatuh kok malah ketawa,” porno

“Hahaha.. lihat itu, Dik. Si Eki ternyata udah gede, hahaha…” kata suamiku sambil menunjuk selangkangan Eki.

Weitss… ternyata mungkin tadi Eki mengintip kami sambil mengocok, karena di atas celananya yang agak melorot, batang kecilnya terlihat mencuat ke atas. Kontol kecil itu terlihat sangat tegang dan berwarna kemerah-merahanan. Malu juga aku melihat adegan itu, apalagi si Eki. Dia tambah gelagepan.

“Hussh, Mas. Kasihan dia, udah malu tuh,” kataku yang justru menambah malu si Eki.

“Kamu suka lihat barusan, Ndun? Wah, hayooo… kamu nafsu ya lihat Bu Veronika?” goda suamiku. Dia malah ketawa-ketawa sambil berdiri di belakangku.

Tentu saja wajah Eki jadi tambah memerah, walaupun tetap saja kontol kecilnya tegak berdiri. Kesal juga aku sama suamiku. Udah gak menolonng malah menertawakan anak ingusan itu.

“Huh, Mas… mbok jangan godain dia, mbok tolongin nih, angkat dia!”

“Lha dia khan udah berdiri.. ya tho, Ndun? Wakakak,” kata suamiku.

Aku sungguh tidak tega melihat muka anak itu yang merah padam karena malu. Aku segera berdiri mengangkang di depannya dan memegangi dua tangannya untuk menariknya berdiri. Berat juga badannya. Kutarik kuat-kuat, akhirnya dia terangkat juga. Tapi baru setengah jalan, mungkin karena dia masih gemetar dan aku juga kurang kuat, tiba-tiba justru aku yang jatuh menimpanya.

Ohhh… aku berusaha untuk menahan badanku agar tidak menindih anak itu, tapi tanganku malah menekan dada Eki dan membuatnya jatuh terlentang sekali lagi. Bahkan kali ini, aku ikut jatuh terduduk di pangkuannya. Dan… ohhhh!

Sleppp… terasa sesuatu masuk tepat di tempikku.

Waah…!! Aku tersentak dan sesaat bingung apa yang terjadi, begitu juga dengan Eki, wajahnya nampak sangat ketakutan. “Aduuuhhh!” teriakku. Sementara suamiku justru tertawa melihat kami jatuh lagi.

Tiba-tiba aku sadar apa yang masuk tepat di lobang tempikku, ternyata kontol kecil si Eki! Kontol itu dengan mudah masuk ke tempikku karena di samping tempikku masih basah sisa persetubuhanku dengan suamiku, juga karena aku tidak mengenakan apa-apa di balik daster pendekku.

Ohhhhh… apa yang terjadi? pikirku. Mungkin juga karena kontol Eki yang masih imut dan lobang tempikku yang biasa digagahi kontol besar suami, jadinya sangat mudah diselipin batang kecil itu.

“Ohhh.. Masss?!!” desisku pada suamiku. Kali ini suamiku berhenti tertawa dan agak mendongal kaget. porno

“Kenapa, Dek?” tanyanya heran.

Kami bertiga sama-sama kaget, suamiku nampaknya juga menyadari apa yang terjadi. Dia mendekati kami, dan melihat bahwa batang Eki sudah amblas di lobang tempikku. Beberapa saat kami bertiga terdiam bingung dengan apa yang terjadi. Aku merasakan kontol Eki berdenyut-denyut di dalam lobangku. Lobangku juga segera meresponnya, mengingat rasa tanggung setelah persetubuhanku dengan suamiku yang tertunda.

Aku mencoba bangkit, tapi entah kenapa, kakiku jadi gemetar dan kembali selangkanganku menekan tubuh si Eki. Tentu saja kontolnya kembali menusuk lobangku. Ohhh… aku merasakan sensasi yang biasa kutemui kala sedang bersetubuh

SITUS BOKEP INDONESIA YANG PALING MANTAP!!!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *