Bokep Memek-Memek COPAS Percintaanku Dengan Pemuda Idiot Part 3

Lanang
Dalam pelukannya aku mulai dibelai-belai dan diciumnya, ia bahkan makin berani mencium bibirku. Aku merasa kaget, berani sekali ia melakukan itu, juga kurasakan bulu kudukku merinding ketika melihat giginya yang besar-besar itu. Lanang terus mencium bibirku, akupun terpaksa mendorong dadanya hingga ciumannya terlepas

Aku memandangnya, lalu berkata Lanang kamu sayang padaku?

ukk ..ukkk …. hah .. hah .hah jawabnya sambil menganggukan kepalanya Bokep 

Aku membelai wajahnya lalu kucium pipinya, dia menatapku dengan matanya yang turun

Aku berkata Ya Lanang , aku juga senang dengan kamu, kamu baik, penurut dan mengerti perintah orang.

Tatapan lanang berpindah ke bagian dadaku yang memang cukup terbuka dengan jelas dimana gunung kembar terbuka dengan jelas karena kancing kancing baju daster yang kupakai memang tidak sempurna lagi. Aku terkejut, dalam hatiku berkata

kenapa dia memandang buah dadaku? Apa dia layaknya seperti manusia normal juga, mempunyai hasrat biologis ketika melihat pemandangan seperti ini?

Aku menjadi serba salah, di hadapanku ini adalah seorang dengan keterbelakangan mental tetapi memiliki naluri birahi seperti manusia normal. Tiba-tibanya tangannya menjulur ke arah dadaku, aku semakin terkejut, apa yang akan dilakukannya. Tanganya menyentuh buah dadaku, darahku menjadi berdesir ketika tangan besarnya menyentuh kulit buah dadaku. Kiri dan kanan ia mengusap pangkal buah dadaku, aku merasa geli dibuatnya. Tidak kusangkah ternyata sifatnya sama seperti manusia normal, mempunyai hasrat biologis juga. Tidak hanya itu buah dadaku diremas remasnya, walaupun tidak terlalu kuat tetapi aku merasakannya bahwa telapak tangannya menangkap gundukan salah satu buah dadaku dengan penuh. Di bawah pondok ini dengan tiupan angin yang sejuk, aku dibuat terbuai oleh tingkah Lanang, tubuhku menjadi panas dingin, mataku terpejam akibat perbuatannya. Sudah beberapa lama aku dibuat terbuai olehnya, buaian nikmat yang sudah lama tidak kudapat dari suamiku sehingga aku membiarkannya saja. Tanpa kusadari, tali BH ku telah terlepas mungkin akibat remasan remasannya, sehingga kedua buah dadaku keluar dari sarangnya. Tampak puting susuku yang merah kecoklatan mengeras akibat ulahnya. Yang lebih membuatku berdesir ketika puting susuku dicuil cuil oleh tangan kasarnya dan bertambah gilanya lagi kurasakan bibir tebalnya menyedot nyedot puting susuku. Disini aku baru menjerit

Aahhhhh Lanang jangan lakukan…aaahhhh…aku tidak mau…Iiiiihhhh ……. Lanang hentikan! hanya mulutku saja yang berkata, tetapi aku tidak mempunyai keberanian untuk berontak, takut dia marah malah dan takut disakiti.

Dalam ketidakberdayaanku aku merasakan sesuatu benda keras yang menonjol di bawah pantatku. Aku mengira-ngira benda apakah itu, tetapi aku tidak jelas sebab tidak terlihat olehku. Sesuatu apa yang menyentak nyentak pinggulku, benda itu seperti bergerak gerak, kutebak itu adalah penisnya, oh…lumayan keras juga pikirku. Akibat lamanya Lanang mempermainkanku aku merasakan terbuai dan terlena dibuatnya. Waktu terus bergerak dan tak terasa hari sudah pukul empat sore, aku memohon kepada Lanang untuk menghentikan kegiatannya dengan secara halus dan lembut.

Lanang sudah ya…sudah sore kakak mau pulang, kasihan anak-anak kakak dan sebentar lagi kakek Senen kembali dari membersihkan rumput. Besok kakak ke sini lagi jadi kita bisa bermain-main lagi ya, janji!

Kulihat Lanang seperti kecewa, aku mencium pipinya. Bokep 

Jangan kecewa Lanang, kakak tau kamu suka padaku, tapi kakak musti pulang dulu nanti dicari oleh anak dan orang tuaku.

Akhirnya Lanang bersuara …..

ugghh …ukkk ….hhhh sambil menganggukan kepalanya

Kemudian aku turun dari pangkuannya. Sebelumnya aku membenahi dulu pakaian yang berantakan akibat ulahnya itu kepadaku. BH kupasang lagi, begitu juga baju atasku kurapikan, dan ternyata daster bawaku naik keatas pusarku sehingga tampak jelas celana dalamku terlihat oleh Lanang. Walaupun Lanang perilakunya seperti anak-anak, tetapi naluri lelakinya bisa naik juga dan aku juga merasa malu melihat keadaan tersebut. Setelah merapihkan baju bawahku, aku terkejut sekali dibuatnya ternyata benda yang menonjol tadi dibawa pantatku ternyata memang kemaluan Lanang. Penisnya nampak menonjol di balik celananya. Sungguh tidak kusangka ternyata Lanang mempunyai hasrat biologis juga. Kemudian aku langsung naik ke atas, mengganti daster yang aku pakai dengan pakaian jeans dan baju kaos dan daster yang barusan kupakai kuletakkan kembali ke lemari kakek Senen dan aku menunggu di teras ditemani oleh Lanang. Tidak lama kakek Senen datang dari kebun dan kira-kira lima belas menit aku pamitan pulang. Karena kesibukan di rumah dan orang tuaku lagi kurang enak badan sehingga aku lupa janjiku dengan Lanang, baru hari ketiga aku teringat.

Oh iya aku jadi lupa…aku ingat bahwa aku ada janji dengan Lanang dan kakek untuk ke kebun pikirku

Dengan berdali mau ke rumah teman yang sudah lama tidak ketemu, aku titipkan anak-anakku rumah adikku.

Setelah sedikit membeli belanjaan dan kue-kue, aku naik ojek menuju kebun kami. Tidak beberapa lama aku sampai di kebun kakek. Jam baru menunjukan angka 8.30 wib, kulihat kakek Senen sudah siap-siap akan membersihkan rerumputan. Luas kebun kami 1,5 hektar, lumayan besar dengan berbagai hasil kebun yang ditanam kakek Senen.

Pagi kek! sapaku

Hey….Martini, tumben datang lagi? sahut Kakek Senen.

Lagi pengen ke kebun saja kek…habis kalau sudah pulang ke Jakarta sudah tidak bisa lagi, mungkin juga waktu lama.

Kenapa anak-anakmu tidak diajak?

Ah mereka lebih senang main di rumah bersama anak adikku. Jawabku, kakek mau berangkat?

Iya rumput dan semak sudah pada tinggi, kamu mau ikut Tin?

Ah dak lah kek ….. aku di pondok saja, minta ditemani Lanang.

Lanang, kamu temani Martini ya kata Kakek Senen pada Lanang di sebelahnya

Lanang menjawab Iyah….uuhhh…uuhh dengan menganggukkan kepalanya.

Lalu aku membuka bungkusan,

kek nih ada kue-kue dan nasi bungkus untuk kakek kalau lapar jadi tidak perlu ke pondok, lagian aku males masak

Aduh terima kasih Tin jawab kakek Senen, Nah kakek tinggal dulu ya, Lanang jaga Martini ya.

Uhhh….uhhhh jawab Lanang

Sepeninggal kakek Senen, aku naik keatas mau mengganti pakaianku dengan daster yang kemarin aku pakai. Pintu pondok terutama jendela kamar kakek yang jarang dibuka aku buka, ternyata lumayan terang seperti di luar saja. Aku membuka lemari mengambil daster yang pernah ku pakai. Aku membuka baju kaosku, selanjutnya celana jeansku. Baru selesai aku membuka jeansku, aku terkejut Lanang si pemuda idiot bertubuh besar itu sudah berdiri di pintu kamar, ia terbengong memandangiku. Jantung seperti mau copot, namun aku tersenyum memandangnya.

Ia menantapku, akupun balas menatapnya lalu berkata.

Lanang ada apa? kamu marah pada kakak? Maafkan kakak ya Lanang, kakak memang bersalah tidak menepati janji, padahal kakak sudah berjanji ke sini tapi karena ada urusan karena orang tuaku sakit jadi aku lupa. Sekarang aku sudah datang, jangan marah ya.

Uuuhuuu….aaahhh….aahhh! Lanang menggeleng kepalanya pertanda dia tidak marah.

Dan dia menganggukan kepalanya seolah memahami masalahku. Aku lalu memeluknya dan ia juga memelukku dengan mesra. Kepalaku dielus elusnya, begitu juga dengan punggungku.

Lanang kakak tahu kau suka dengan kakak dan kakak tahu juga kamu pasti rindu pada. Sekarang kakak sudah di sini, jadi jangan sedih ya.

Lanang menganggukan kepalanya kemudian aku ditarik olehnya ke dipan kayu kakek. Aku menurut saja, mungkin karena rindu Lanang mulai menciumku. Kalau sebelumnya aku merasa risih dan takut dicium olehnya tetapi ketika ia menciumku lagi aku tidak merasa takut lagi. Aku malah diam dan pasrah saja ketika pipiku dicium, keningku, bahkan bibirku disapu oleh bibir tebalnya. Walaupun kasar namun mulutnya tidak berbau. Batinku berkata

Nih anak sudah semakin pintar saja

Sambil mencium wajah dan tubuhku, tanganyapun sudah semakin pintar juga, kini tangan kasar itu beralih kegundukan di dadaku. Aku menjadi berdesir ketika tangan sang Lanang menjamah buah dadaku yang masih terbungkus oleh BH warna putih. Tangan kasar dan besar itu kini meremas-remas buah dadaku dan kembali buah dadaku menjadi santapan tangan kasarnya. Walau tidak terlalu keras, namun remasan jemarinya di buah dadaku membuat tubuhku menjadi bergetar. Ternyata ia memiliki keinginan biologis sama seperti manusia normal. Dari apa yang dia lakukan kepadaku, sudah bisa kupahami Lanang punya keinginan untuk bersenggama dan kini aku akan dijadikan betinanya. Tidak kusadari akibat remasan dan sentuhan jemarinya, kedua buah dadaku keluar dari bhku, dan tampaklah gundukan buah dadaku yang putih dan menantang dengan puting susuku yang mengeras sebesar biji lengkeng berwarna merah kecoklatan. Kulihat wajah Lanang menunduk dan

aaaahhhhh …. oooohhhh!! aku menjerit kecil

Ternyata ia sedang menyedot puting susuku sehingga darahku semakin berdesir dan aaaah….aku semakin tak tahan akibat ulah Lanang . Mungkin merasa menganggu akitifitasnya, BHku ditariknya dengan kasar hingga terlepas dari badanku.

Aku tidak tahu lagi, beberapa lama buah dadaku menjadi santapan napsu pemuda ini. Yang aku sadari hanya rintihan kecil dan manjaku terhadap Lanang. Aku merasakan tangan kasar dan besar ini bergerak ke pinggulku. Pinggulku diremas-remas olehnya. Tangan kasar Lanang bergerak turun dan menelusuri paha mulusku.

Apa ia memang pernah melakukan hal semacam ini sebelumnya? bathinku kok bisa-bisanya dia mengelus-elus dan beraba bagian yang sensitif?

Ooohhh Tuhan, aku tidak sadar kapan dia melepaskan celana dalamku. Tiba-tiba aku sudah tidak mengenakan celana dalam lagi. Aku menjadi malu dan merinding, maklum kendati mentalnya terbelakang, namun naluri dan napsu jantannya bisa naik juga bila melihat daerah kewanitaanku. Daerah kemaluanku ditumbuhi oleh bulu-bulu yang sangat lebat sekali dan keriting. Saking lebatnya hampir menyetuh daerah pusarku. Aku menjadi panas dingin, apalagi daerah itu mulai disentuh oleh jari jari besar dan kasar Lanang.

Dan ketika ujung jarinya menyentuh bibir vaginaku aku tersentak dan

Iiiiiihhhhh ….. oooooohhhh Lanang….jangan sayang …..jangan yang itu sayang…ooohhhh Lanang …tolong sayang jangan kau sentuh vagina kakak…kakak gak tahan ooohhh! aku merintih tidak karuan

Jari besarnya terus bermain-main di vaginaku, belum lagi mulut besar dan tebalnya yang terus menyedot-nyedot puting susu, sehingga aku menjadi tidak karuan dibuatnya. Aku merasakan sesuatu keluar dari dalam vaginaku.  filmbokepejpang.com Ya ampun…aku telah mengeluarkan lendir dari dalam vaginaku, cairan itu tanpa terasa telah keluar dengan sendirinya. Jari nakal Lanang telah membuatku orgasme. Baru kali ini aku dibuat tidak karuan, tubuhku merinding. Aku melihat Lanang menghentikan aktivitasnya sehingga aku yang memejamkan mataku sedari tadi, perlahan membukanya dan kulihat raut muka Lanang. Dia menatapku dengan sayu, garis matanya yang menurun itu memenatapku. Aku dapat menangkap arti dari tatapan itu, sepertinya dia meminta ijin untuk meneruskan aktivitasnya yakni aktivitas yang sudah di tunggu-tunggunya. Untuk menuntaskan hasrat biologisnya. Aku menjadi ketakutan, rasa bimbang dan ragu dari dalam diriku. Akankah aku menyerahkan kehormatanku sebagai seorang wanita terhadap pria cacat mental ini?? Dan apakah aku rela membiarkan tubuhku disetubuhi olehnya? Aku melirik kepala penisnya yang menonjol dari balik celananya, sungguh sangat besar juga penis kera ini.

Aku jadi penasaran melihat benda itu, apakah cukup muat bila memasuki lubang vaginaku. Kutatap matanya, terpancar dimata itu permohonan yang amat sangat. Aku menjadi tidak tega, di satu sisi dia aku memang butuh kepuasan biologis yang telah lama tidak kudapat dari suamiku, namun di sisi lain takut ketahuan kakek Senen atas perbuatanku ini dan norma-norma yang berlaku.

Belum lagi gelora napsuku yang mulai terbakar akibat ulah dan cumbuannya, vaginaku terasa berdenyut denyut. Kugapai wajah Lanang, kuraih leher kokohnya, kubuka kaos lusuhnya dan kupeluk dia di antara leherku. Lalu aku berbisik ke telinganya…

Lanang, kakak tau apa yang kau inginkan, kamu minta ijin ingin menyetubuhiku kan?

Lanang mengangguk-angguk sambil cengengesan. Baru kali ini aku memahami seorang cacat mental yang tau sopan santun menginginkan menyetubuhi seorang wanita sepertiku.

Karena kamu sayang kepadaku Lanang maka kamu kakak ijinkan menyetubuhiku, lakukanlah Lanang, kakak iklas menjadi betinamu atau istrimu. Aku akan melayanimu Lanang sebagai seorang kekasih, sebagai seorang istri bahkan betinamu kataku seraya melepas celana gombrongnya hingga menyembullah penisnya tepat di depan wajahku. Mendengar kata-kataku Lanang lalu melepaskan pelukannya dan menetapku lalu berkata

Uuuhhh…uuhhh…aahh…aaah!

Walau tidak mengerti apa maksudnya, aku menjawab ya sambil menganggukan kepalaku tanda setuju. Tangan Lanang mengangkat sebelah pahaku, aku yang sudah rela untuk disetubuhi olehnya turut membantu membuka kedua belah paha putih mulus dengan lebar. Lanang naik ke atas dipan kayu memposisikan kedua pahanya di antara kedua belah pahaku. Aku menjadi harap harap cemas, ngeri juga melihat penisnya besar dan panjang. Walaupun keinginannya untuk bersetubuh denganku sangat tinggi, namun karena dia baru pernah melakukannya, maka cukup sulit juga untuk memasukan penis ke dalam liang vaginaku. Maklum ia memiliki banyak keterbatasan, maka aku turut aktif dalam membantu menuntun penisnya ke celah bibir vaginaku. Pelan pelan aku meraih penisnya. Cukup bergetar juga aku dibuatnya, penis ini besar agak licin berwarna merah di kepalanya. Kudekatkan penis Lanang kecela bibir vaginaku. Aku dapat merasakan kepala jamur berwarna merah ini telah menyentuh bibir vaginaku dan pelan-pelan mulai membuka belahan vaginaku. Aku menjadi bergetar dan berdesir atas sentuhan pertama penisnya yang hangat terhadap bibir vaginaku. Penis itu sedikit demi sedikit mulai bergerak masuk

ooooohhhhhh ….uuuuuuuu hhhhh …… yaaaa tuhaaaaannnnn …..eeeeeeehhhh!

Kepala dan batang penis Lanang semakin bergerak masuk. Aku tidak mengetahui bahwa penis ini mempunyai luas lingkaran 13 cm dengan panjang 15 cm. Jadi bisa dibayangkan hampir menyamai penis manusia dewasa pada umumnya.

Ukkhh …. ukkkhhh…ukkkkhh! suara Lanang di tengah rintihanku.

Ya Lanang pelan-pelan…sakit rintihku oohhhhh…aaaauuuuww …Ssssstttt…iiiiihh!

Penis Lanang semakin masuk ke dalam liang vaginaku.

Tanganku meraba belahan bibir vaginaku, sudah separuh masuk. Lanang terus mendorong penisnya.

Ohhhhhh Lanang pelan-pelan sayang …. sakit….aahhhhhh! jeritanku semakin tinggi sampai air mataku keluar

Tanganku kembali meraba lubang vaginaku, ternyata penisnya telah masuk semua ke lubang vaginaku. Bercucuran air mataku di pipiku. Ternyata ia tahu punya perasaan halus juga. Dia mengusap air mataku dengan penuh kasih sayang. Aku diperlakukan seperti layaknya wanita, suamiku saja sudah hampir tidak pernah begini. Kemudian tanpa terasa dia telah menggoyangkan pantatnya maju mundur dan

ooooohhhhhh …Lanang …zzzzzzhhhhhh…uuhhh!!

Kini penis Lanang bergerak bebas keluar masuk di dalam lobang vaginaku yang telah basah akibat lendir lendir dari dalam liang vaginaku telah sedikit demi sedikit telah membanjiri ruangan pengap itu. Sakit yang aku rasakan sekarang mulai berkurang, yang kini berganti dan kurasakan kenikmatan..

Auuuuw …yaaaaaa …… Lanang terus sayang …oooohhhhh … Lanang! erangku menahan nikmat

Kini pinggulku turut membantu pergerakan pinggulnya. Kadang pantatku kunaikan mengiringi goyangan pantatnya. Kadang ke kiri dan ke kanan. Gila…sepertinya aku mengalami orgasme aku sepertinya akan keluar

Oooohhhhh ….. Lanang ……yaaa…ooohhhh!!

Aku mengeluarkan cairan klimaksku tapi Lanang belum selesai bahkan kian ganas. Pinggulnya maju mundur semakin cepat dan tak lama kemudian aku merasakan seperti mau keluar lagi.

ooohhhhh ….aku keluar lagi….seeeet … siiiiirr!! diiringin dengan eranganku

Aku merasakan penis Lanang berkedut-kedut dan pasti Lanang akan mencapai klimaksnya dia akan menumpahkan spermanya. Belum selesai batinku berkata… croooottttt ………… sruutttt ……… croootttttt penis Lanang mengeluarkan air maninya di dalam liang vaginaku.

Kujepit pinggul Lanang dan kupeluk dia kuat kuat. Liang vaginaku kini dibanjiri oleh sperma Lanang yang terasa panas sekali, cairan itu tumpah menjadi satu dengan cairan kewanitaanku. Cukup kental dan banyak sekali, seolah lengket seperti lem, air mani Lanang tidak tumpah di luar vaginaku. Kudorong tubuh Lanang agar dia terlemtang diampingku lalu aku tidur di atas tubuhnya. Kelamin kami masih tetap bersatu, aku sepertinya tidak mau melepaskan penis Lanang dalam vaginaku. photomemek.com  Entah kenapa aku semakin menikmati penis Lanang kera jantan ini berlama lama di dalam liang vaginaku. Akhirnya aku tertidur pulas di atas tubuh Lanang hingga beberapa lama akhirnya aku terbangun dan kulihat ia sudah tidak di sampingku lagi. Kulihat BH dan celana dalamku berserakan. Aku menggerakan pahaku dan terasa nyeri sekali, kulihat lubang vagina penuh dengan air maniku dan Lanang. Kuraba cairan kental kami masih menyatu di dalam liang vaginaku. Akibat gerakanku mau tidak mau sebagian mengalir dari kedua belah pahaku. Kubiarkan saja sisa sperma Lanang di kedua pahaku karena cukup banyak akhirnya kuseka dengan tanganku, rasanya lengket seperti lem uhu, tercium bau sperma di tanganku. Akupun tersenyum mengingat kejadian yang barusan aku alami. Tidak kusangka pemuda idiot itu ternyata cukup pintar menyetubuhiku dengan hebatnya dan yang lebih membuatkan tak habis pikir aku malah menikmati permainan ini dengan penuh kasih sayang dan keiklasan sebagai kekasihnya, kendati dia hanyalah seorang yang mentalnya terbelakang, namun dapat juga membangkitkan gairah wanitaku yang memang ingin melakukan hubungan badan.

Setelah mengenakan BH dan celana dalamku, aku juga memakai daster yang kemarin kupakai kemudian aku keluar kamar. Lalu aku mencari Lanang, tidak taunya dia lagi duduk-duduk di bawah pondok sambil makan pisang ambon. Aku tersenyum melihatnnya lalu kuhampiri kekasih baruku .

uk …ukkk …. ukkk … Lanang mengajakku mendekatinya, dia menawarkan pisang ambon kepadaku.

Aku yang lapar habis bercumbu dengan Lanang dengan senang sekali menerima tawaran itu. Kuambil pisang yang diberikan kepadaku dan kukupas dan kumakan. Lumayan besar juga pisang ambon tersebut, namun aku sedikit geli sambil tersenyum karena seolah aku melihat barangnya Lanang yang baru keluar dari sarungnnya. Setelah habis kumakan, aku memeluk Lanang sambil kucium pipinya. Lanang balas memelukku sambil dibelainya punggungku. Aku dipangku Lanang sambil diciumnya dan lambat laun aku merasakan di bawah pinggulku terasakan benda keras bergerak dan menyodok pinggulku. Aku sudah bisa menebak pasti penisnya Lanang tegang lagi. Aku tersenyum sambil berkata,

kenapa sayang ? punyamu bangkit lagi ya?

Lanang menatapku uhhh…uhh…ukkk sambil menggukkan kepala

Makanya jangan terlalu mesra sayang jawabku tuh pisangnya keluar lagi

Kami tertawa-tawa. Lalu aku turun dari pangkuan Lanang dan kubuka celananya, penis itu sudah dalam posisi tegak. Kusentuh benda itu dengan tanganku dan kubelai lembut, rasanya hangat dan sedikit licin. Kutatap Lanang dan terlihat dia terpejam ketika penisnya aku pegang. Lanang semakin memejamkan matanya menikmati gegaman tanganku, aku berjongkok di antara kedua paha berbulu Lanang. Tercium aroma penis Lanang, sesekali aku cium kepala penis itu. Aroma penis Lanang sungguh merangsang hasrat wanitaku, kuberanikan menjulurkan lidahku. Aku menjilati kepala penis Lanang. Walau terasa sedikit jijik, namun keinginanku untuk mencoba sensasi baru ini sangat kuat. Maklum dengan suamiku aku belum pernah melakukannya, tetapi dengan pemuda idiot ini aku justru semakin nekat dan ingin sekali mencobanya. Pelan-pelan kepala penis itu aku jilati, ada sedikit lendir dan sedikit asin terasa di lidahku. Air mani Lanang masih tersisa ketika dia tadi menggarapku.

Kucoba menjilati penis lanang secara berkeliling, makin lama makin terasa enak dan nikmat. Lalu kucoba mengulum batang penis itu hingga semakin keras. Aku yang sudah lupa statusku sebagai istri orang semakin bernapsu. Penis yang berukuraan 13 cm lingkarannya dan panjanngya 15 cm masuk juga ke dalam mulutku walau agak sesak di dalam kerongkonganku. Semakin kupercepat kuluman dan kocokan, semakin terasa asin dan gemuk lendir yang keluar sedikit demi sedikit dari lubang penis Lanang. Aku seperti mendapatkan makanan baru, yakni sebuah es krim yang hangat bukan dingin. Lumayan lama, 15 menitan aku merasakan penis Lanang berdenyut denyut dan seeerrr …… seeeerrrr …. sesuatu yang mengalir deras dari dalam lubang penis Lanang dan aku tersedak sebab tanpa dicegah sprema Lanang masuk dan tertelan dan masuk dalam perutku. Lalu aku melepaskan kulumanku terhadap penis kera besar ini, kulihat di tanganku menempel dan meleleh sperma Lanang, sedangkan di bibirku penuh belepotan oleh cairan itu. Tanpa terasa jijik lagi, aku yang baru pertama kali menelan sperma langsung menjilatin bibirku sendiri dengan lidahku. Sisa-sisa yang ada di tanganku tidak lupa habiskan juga. Sungguh tidak masuk akal memang, aku yang biasanya selalu mengedepankan sopan santun dan adat ketimuran jadi binal begini. Kulihat penis Lanang masih tetap tegak dengan kerasnya, sepertinya dia tidak terasa kalau dia telah memuncratkan spermanya ke dalam tenggorokanku. Aku jadi terpana dan bingung harus bagaimana lagi. Pikiranku berkata

Gila betul nih anak, seperti tidak ada capek dan lelah

Lalu aku punya pemikiran lain, tiba-tiba aku memasukan kedua tanganku ke dalam daster yang kupakai. Tanpa rasa malu dan kalau kalau dilihat orang, aku menurunkan celana dalam putihku yang kupakai dan kuletakkan di bale bambu dimana Lanang duduk. Kedua paha Lanang kuangkat ke bale bambu, Lanang bersandar di sebuah tiang pondok. Lalu aku menaikan dasterku, terlihat jelas bulu-bulu kemaluanku yang lebat dan keriting yang hampir menyentuh pusarku. Aku mengangkangi kedua paha Lanang lalu kuraih penisnya yang masih terlihat tegak dan keras. Dan tanpa ragu lagi aku memasukan penis itu ke dalam lubang vaginaku. Karena vaginaku baru beberapa jam yang lalu disodok olehnya, maka seperti tidak ada penghalang lagi penis itu lalu melaju masuk kedalam liang vaginaku. Aku sedikit menggelinjang lalu

oooooohhhhh ……. zzzzzzzhhhhhh erangku ketika pantatku kuturunkan, terasa penis Lanang semakin masuk.

Dalam sekejap penis Lanang sudah amblas masuk seluruhnya ke dalam liang vaginaku. Aku aktif menggerakan pinggulku sambil berdesah tak karuan. Lanang juga turut mendesah-desah sambil meremas buah dadaku ketika aku yang bernafsu mengerjainnya. Pinggulku semakin liar bergerak ke kiri dan ke kanan. Mata Lanang terpejam menikmati pekerjaanku. Kupeluk Lanang dengan napsunya sambil pantatku tidak tinggal diam bergerak berputar. Kurang lebih 15 menit aku meliuk-liukkan tubuhku di atas penisnya hingga akan mencapai orgasme lagi. Lanang memelukku dengan erat, akupun memeluknya erat-erat juga hingga seeeerrr …..seeerrrr air maniku kembali muncrat dari dalam rahimku. Dan kurasakan juga ia menumpahkan spermanya ke dalam rahimku. Rasanya begitu hangat dan kental.

Ampun Lanang …kamu memang hebat dapat memuaskanku…sungguh kakak tidak sanggup melayanimu lagi sayangku kataku mesra

Huuu…huuuggghhh …ukkk gumam Lanang seperti mengerti maksudku.

Kakak tidak tahu lagi, aku seperti ketagihan terhadap punya kamu sayang sambil memeluk tubuh besarnya.

Penis Lanang masih menancap di dalam vaginaku. Sungguh sensi yang luar biasa, Lanang sayang ….. jangan kau lepaskan penismu….kakak pingin kau peluk lama-lama seperti ini tanpa kau lepaskan penismu.

Tidak kurang dari lima menit penis Lanang mulai mengecil dan mulai keluar dari lubang vaginaku. Sensasi ini kunikmati dengan penuh penghayatan dan akhirnya penis Lanang keluar dari dalam vaginaku. Sungguh pengalaman yang luar biasa, aku memeluknya dengan hati puas. Setelah kurang lebih lima belas menit aku turun dari pangkuan Lanang dan kembali memakai celana dalamku. Sengaja aku tidak mencuci sperma Lanang agar tetap terasa bila aku pulang dan tidur malamnya. Lanang kupeluk dengan mesra sekali seakan aku tidak mau melepaskannya, rasanya ingin bemesraan setiap saat dengannya. Maklum bagiku yang sudah lama tidak merasakan kepuasan seks seperti ini

Lanang bisikku aku menyayangimu, mencintaimu kekasihku

Entah apa yang kukatakan sepertinya aku sudah kehilangan akal sehat saja. Kejadian persetubuhanku dengan Lanang berlangsung sudah dua hari lebih. Kebohonganku di rumahpun tidak diketahui oleh keluargaku. Terkadang aku meminta, karena menemukan sensansi baru dalam hidupku, kadang Lanang yang mencoba merayuku.

Hingga pada suatu pagi ketika aku datang, kakek Senen sedang duduk santai. Seperti biasa aku masuk ke kamar kakek Senen mengganti baju dengan daster. Setelah memakai daster aku mau keluar kamar, tetapi aku terkejut melihat kakek Senen berada di depan pintu kamar dan dia berkata

Tin …. kakek mau bicara!!

Mau bicara apa kek? aku agak tegang

Ada sesuatu yang kakek ingin katakan kepadamu…yuk kita bicara di kamar ini saja

Aku duduk di dipan kayu kakek dan Kakek Senen pun duduk dekatku.

Begini Tin….belakangan ini kamu sering kemari,mulai dari pagi sampai sore…Apa tidak ada yang menegurmu di rumah? keluargamu?

Tidak kek sahutku aku sudah minta ijin dan pada dasarnya mereka tidak masalah

Lalu gimana dengan anak-anakmu, apa tidak mencari kamu? balas Kakek Senen.

Dengan anak-anakku juga tidak masalah jawabku.

Apa ada orang yang melihatmu kemari? tanya Kakek Senen

Setahu saya tidak ada kek…lagian kan disini jarang dilewati kendaraan umum balasku

Betul Tin…cuma kakek takut kalau ada yang melihatmu sehingga terjadi apa-apa denganmu

Ah …. kakek tidak perlu kuatir… aku bisa jaga diri kok.

Ada sesuatu yang membuatmu sering ke sini? tanya Kakek Senen lagi kulihat kamu dan Lanang akrab sekali Tin…bahkan sangat lengket dan deket sekali

Ya itu kek ….Lanang memang lucu dan enak disuruh dan diajak bekerja, saya juga kasihan sama dia jawabku, saat itu dadaku makin berdebar-debar

Begitu jawab kakek.

Kenapa kek? aku jadi penasaran.

Kakek melihat hubunganmu dengan Lanang bukan sekedar suka atau kasihan tetapi lebih dari itu

Apa maksud Kakek….aku tidak mengerti? balasku gelagapan

Hubunganmu dengan Lanang bukan sekedar teman bermain saja…hubungan kalian telah terlalu jauh!!

Jantungku seperti mau berhenti mendengar perkataan kakek, perasaaanku menjadi cemas dan gelisah. Kekuatiranku yang terjadi beberapa hari ini akankah diketahui oleh Kakek.

Kakek melihat kamu telah melakukan hubungan badan dengan Lanang katanya datar

Daaaaarr seperti disambar petir aku dibuatnya.

Aaaa ..kuu, aaa … nu … kek aku tidak dapat berkata apapun karena ketakutan setengah mati.

Rupanya kakek Senen tahu apa yang telah terjadi antara aku dengan Lanang. Ia ternyata sempat memergoki kami ketika sedang bersetubuh tapi tidak langsung menangkap kami malah membiarkannya saja. Kakek Senen melanjutkan bicaranya

Kakek tidak habis pikir kenapa itu kamu bisa melakukan itu semua? Apa kata orang bila ada yang melihat kamu bersetubuh dengan Lanang? Mungkin hal ini sangat aneh dan tidak masuk akal…tetapi memang benar terjadi

Aku tidak bisa bicara, tubuh menjadi berkeringat dingin, wajahku pucat ketakutan.

Raut mukaku berubah, kecemasan akan dilaporkan kakek menyelimuti diriku.

Ya…kakek memahami kenapa kamu menjadi begitu bernapsu melakukan hal itu, mungkin kedekatan kamu, keakraban kamu, canda antara kamu mungkin membangkitan birahi…entah dari diri kamu mungkin juga dari Lanang kata Kakek Senen, Kakek bukannya marah tetapi adalah kurang pantas hal itu kamu lakukan…terlebih lagi kamu kan sudah berkeluarga. Tapi ya apa mau dikata….mungkin itu adalah keinginanmu atau kalian berdua sama-sama jatuh cinta…atau mungkin kehidupan seks dengan suami kamu mungkin, itu sih kakek ga mau ikut-ikutan. Kalau memang kalian sama-sama suka, kakek tidak bisa melarang kamu cuma tempatnya jangan di pondok ini. Kakek takut kalau ada yang melihat … kita bisa malu Tin…bukan hanya kamu…keluargamu…orang tuamu…suamimu…sanak famili kita

Huk…huk…huk aku menangis tersedu-sedu, rasa malu bercampur sedih dan takut merasuki diriku, ma …..aaafkan aaa ….ku kek…Martini memang bersalah dan tidak tahu diri.

Kamu tidak bersalah Tin…mungkin kamu punya keinginan lain atau sensasi lain sehingga kamu berbuat seperti itu jawab Kakek Senen.

Kek…Martini mohon jangan ceritakan ini kepada orang lain…Martini takut dan malu sekali kek!! tolong kek …… toloooonggg hibaku.

Tangisku makin menjadi, Kakek Senen meraih pundakku dan memelukku

Sudahlah kakek juga tidak marah, kakek juga tidak akan menceritakan hal ini kepada siapapun termasuk Lanang, cukup kakek dan kamu saja yang tahu…percayalah kakek berjanji. Masalah hubungan kamu dengan Lanang kakek tidak melarang, cuma lihat tempatnya ya. Mungkin itu sudah keinginan dari dalam dirimu, ya jadi tidak bisa dicegah. sahutnya.

Aku menatap mata kakek, sepertinya dia jujur mengatakan hal itu. Aku memeluk kakek. Kakek pun memelukku dengan penuh kasih sayang, rambutku diciumnya, punggung dielus-elusnya. Aku merasakan kehangatan belaian lembut oleh seorang kakek. Pelukan semakin erat, kakek Senen juga melingkarkan kedua tanganya dipinggangku. Aku merasakan kedua gunung kembarku tertempel ketat didada kurus kakek Senen. Rambutku dibelai olehnya.

Ya sudah jangan menangis….lebih baik kamu tenangkan hatimu dulu, bisa jalan-jalan di kebun milik orang tuamu ini, di sini banyak keindahan, Kakek akan menunujukan sesuatu tempat yang indah…ada kolam air deras berbatuan….air jernih dan sejuk. Kamu bisa melihatnya. Ya sudah lupakan semuanya, anggap tidak terjadi apa-apa

Aku menatap kakek dan mengangguk, di dalam pelukan Kakek Senen ada sejuta perasaan damai, tentram kehangatan yang sulit aku lukisan didalam hati dan sanubariku. Aku bersyukur beliau begitu bijak tidak menghakimiku sembarangan. Sehari sebelum kepulanganku aku sempat mengunjungi kebun lagi dan kakek sengaja memberiku kesempatan bercinta dengan Lanang sebelum besoknya aku pergi. Kami bercinta dengan panas, aku dengan berat hati berpamitan padanya. Lanang terlihat meneteskan air mata sedih akan kehilangan diriku. Tangisannya seperti binatang luka mengeluarkan suara tidak jelas.

Tenang Lanang…kakak kan masih bisa berkunjung lagi nanti-nanti. Tunggu kakak ya aku memeluk kepalaku di dadaku menenangkannya.

Keesokan harinya aku dan anak-anakku pun meninggalkan kampung halamanku yang telah memberiku kenangan luar biasa ini. Aku berharap ada kesempatan untuk pulang lagi dan mengulang hal itu dengan Lanang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *