Aku Sex Dan Istriku Sepakat Bertukar Pasangan Untuk Memuaskan Nafsu Kami Masing part

Oh, diamlah dan bantu aku mengangkatnya ke kamar”. Jawabnya memotong.

Dengan berhati-hati kuangkat tubuh Dessi yang ramping ke kamar kami. Dia
masih tetap terlelap saat kurebahkan dia ke atas ranjang. Shinta
mendudukkannya lagi dan melepaskan kaos yang dikenakannya tepat di
depanku. Tak ada bra di sana. Ini pertama kalinya kulihat payudaranya
yang kencang secara langsung dan begitu dekat. Bukit daging itu sangat
sempurna, putingnya mencuat keras menghiasi puncaknya. Sex 

“Bantu aku melepaskan roknya” kata Shinta pelan sambil merebahkan
kembali tubuh Dessi. Begiru Shinta sudah melepaskan rok itu dari kaki
adiknya, kembali aku mendapatkan sebuah kejutan lain. Dessi kecil, di
usianya yang tiga puluh dua, dia membuat vaginanya tercukur bersih tanpa
rambut.
Istriku melihatku memandangi vagina adiknya “Aku tahu kalau kamu akan menyukainya” katanya dengan nada menggoda

Setelah kami selesai menelanjangi Dessi dan merebahkannya dengan baik,
istriku melucuti semua pakaiannya dan rebah disamping tubuh telanjang
adiknya lalu menatapku. “Nah, apa kamu mau naik ke atas ranjang
sekarang?” tanyanya makin menggoda.

Layaknya orang gila saja, kutelanjangi diriku dengan cepat dan segera
meloncat naik ke samping tubuh Dessi yang sebelahnya. Kuberi sebuah
pandangan penuh Tanya pada istriku “Sekarang apa?”.

“Lakukanlah, sentuh dia” jawab istriku.

“Mana mungkin? Nanti dia akan terbangun” kataku ragu.

Shinta tertawa keras “Lihat. Dessi mulai kedinginan dan dia tak akan terbangun sampai besok”.

“Tentu” .

Shinta membuatku terkejut dan menaruh tangannya tepat di vagina adiknya
yang dicukur bersih “Iya kan. Jika dia bangun, apa bisa aku melakukan
ini?”
“Terserahlah” jawabku.

Dan kembali aku dibuatnya terkejut ketika dibentangkannya lebar-lebar
paha Dessi dengan tangannya lalu menusukkan dua jarinya ke dalam lubang
vagina adiknya. Dessi hanya berbaring dan tak bergerak sama sekali.
Shinta mengeluarkan kedua jarinya lalu menyodorkannya ke mulutku.

“Ini kesempatanmu untuk mencicipi bagaimana rasanya vagina adikku.
Bagaimana, mau mencobanya?” dengan cepat kutarik kedua jari istriku dan
memasukkannya ke dalam mulutku dan menghisapnya dengan rakus.

“Mau menjilat yang nyata?” tanya Shinta

Dia tak perlu bertanya padaku dua kali. Dengan cepat aku bangkit dan
mengatur posisi diantara paha Dessi dan menyelam ke vaginanya serta
mulai memberinya jilatan lidahku. Begitu aku menjilati vaginanya,
tanganku bekerja pada payudaranya. Tuhanku, payudaranya terasa sangat
kencang dan lembut. Putingnya smekin bertambah keras dan panjang. Dessi
kedinginan tapi tubuhnya kelihatannya mulai terangsang. Shinta mulai
bergerak ke selangkanganku dan mengocok batang penisku yang keras.

“Wah, kamu senang ya menjilat adikku? Aku mau menghisap penismu saat
kamu menjilat vaginanya” katanya menggoda. Aku berputar dan memberikan
batang penisku pada mulutnya. Dia menghisapnya dengan hebat.

Lalu aku mulai perhatikan kalau pinggul Dessi bergerak sedikit. Aku
pikir kalau Dessi mengira jika ini adalah mimpi. Tapi kemudian kurasakan
tangannya berada di atas kepalaku, mendorongkan wajahku dengan kuat ke
vagina tak berambutnya. Aku jadi semakin cepat menjilati. Kupandang ke
atas pada wajah Dessi dan sekarang kedua matanya sudah terbuka lebar. Sex

“Oh Tuhan, kamu bilang jilatannya hebat” kata Dessi dengan suara keras.
Ini sangat mengejutkanku. Shinta menghentikan hisapannya dan tertawa
dengan keras.

“Apakah dia pasangan bercinta yang hebat?” tanya Dessi pada kakaknya.

“Oh, ya. Tentu saja… Apa kamu mau mencobanya sekarang?” balas istriku.

“Ya. Itu pasti” pinta Dessi sambil mendorongku menjauh dari vagina tak
berambutnya yang basah dan menarikku menaiki tubuh seksi rampingnya.

Sepertinya penisku tahu kemana harus pergi dengan tepat. Tepat ke
vaginanya yang basah. Dengan dua-tiga kali dorongan, aku sudah berada
jauh di dalam vaginanya. Sekarang Shinta berbaring di sebelah Dessi
menyaksikanku menyetubuhi adiknya dengan liar “Pelan sedikit, sayang.
Ingat kalau Dessi menginap dan kamu punya kita berdua untuk dipuaskan
malam ini”.

Kudorong batang penisku sedalam-dalamnya. Dessi mengerang keras. Aku bisa memastikan kalau dia sudah dekat dengan orgasmenya.

“Apa ini yang kamu inginkan, sayang?” tanya istriku.

“Ya”.

“Ada yang lainnya agar aku dapat mewujudkan fantasimu, sayang?” tanyanya lagi.

“Ya. Hisap putting Dessi saat aku menyetubuhinya, sayang… kumohon”
Shinta memegang salah satu payudara Dessi dan mulai menghisapnya dengan
liar.

Dessi mengerang semakin keras sekarang. Istriku menghentikan hisapannya
sejenak untuk mengambil nafas. Saat dia melakukan hal ini, sebuah cairan
putih bening menetes keluar dari mulut Shinta. Itu adalah air susu…
Tuhan, tak mungkin pikirku. Dessi habis melahirkan bayinya tiga tahun
yang lalu dan kupikir mungkin suaminya telah menyuruhnya agar dia tetap
menjaga agar air susu itu tersimpan dalam payudaranya. Kudekatkan
mulutku pada putting yang satunya dan mulai menyusu seperti seorang bayi
yang baru lahir. Ini adalah pertama kalinya aku merasakan air susu ibu
dan Tuhanku, rasanya sangat manis.

Aku tahu kalau aku tak akan mampu bertahan lebih lama lagi sekarang. Dan
beberapa menit kemudian, spermaku menyembur jauh di dalam vagina
adiknya yang panas. Dessi juga mendapatkannya, punggungnya melengkung
terangkat dari atas kasur dan mendorongkan pinggulnya ke penisku dengan
kerasnya.

Pelan-pelan orgasme kami mereda. Shinta masih menghisap putting payudara
Dessi. Aku bergerak turun dari atas tubuh Dessi agar dia dapat bernafas
dengan lega. Dessi mencengkeram rambut Shinta.

“Ada apa?” tanya Shinta dengan suara keras.

“Kamu bilang kalau kamu akan membersihkan vaginaku sehabis dia keluar di
dalamku”. jawab Dessi. Shinta turun diantara paha Dessi dan mulai
menjilat dan menghisapi spermaku di vagina adiknya. Andaikan sekarang
aku memegang kamera…

Cukup sudah, pemandangan dari Shinta yang menjilati vagina adiknya
sendiri membuat penisku mengeras kembali. Aku bangkit dan bergerak ke
belakang Shinta. Hanya dengan satu dorongan saja, seluruh batang penisku
sudah terbenam dalam cengkeraman vagina Shinta yang panas. Semakin
keras aku mengocok vaginanya, semakin bertambah cepat pula jilatannya
pada vagina Dessi. Setelah kurang lebih selama sepuluh menitan menyodok
vaginanya dengan keras, kusemburkan lagi spermaku untuk yang kedua
kalinya kurang dalam tiga puluh menit ini.

Astaga, kuraskan vagina
Shinta mencengkeram batang penisku dengan sangat erat dan dia mengerang
keras tapi tak pernah menghentikan kegiatan menjilatnya. Aku tahu kalau
dia mendapatkan sebuah orgasmeyang hebat juga. Dan Dessi juga meraih
orgasmenya tak lama berselang. Kami bertiga dalam waktu yang bersamaan.
Ini adalah sebuah mimpi yang jadi nyata bagiku…

Aku rebah ke ranjang diantara Dessi dan istriku. Mereka berdua
memelukku. Sekarang sudah jam 3 pagi. Kami semua libur keesokan harinya,
tapi Dessi harus tidur dulu sebelum dia pulang. Maka kami memutuskan
beristirahat saja sekarang.

Istriku berbisik di telinga Dessi, “Mungkin lain kali kalau kamu
menginap, Bob dapat menelpon Yudi, temannya dan memintanya untuk
menginap agar kita dapat melakukannya berempat” itu membuatku berkhayal.
Aku tahu Shinta tak begitu menginginkan Yudi. Tapi sekarang dia sangat
ingin membagi adiknya dengan lelaki itu.

Ya tentu saja kukabulkan keinginannya, “Minggu depan kita akan melakukannya jika Dessi dapat kabur dari suaminya” kataku.

“Kamu yang atur dan aku tak akan pergi kemanapun selama akhir pekan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *