Seksual abuse, atau pelecehan seksual, adalah bentuk trauma yang melibatkan tindakan seksual yang tidak diinginkan yang dikenakan kepada seseorang tanpa persetujuannya. Ini mencakup berbagai perilaku seperti pemerkosaan, pelecehan seksual anak, eksploitasi seksual, dan pencabulan, yang dapat terjadi di berbagai lingkungan seperti rumah tangga, institusi, tempat kerja, dan komunitas.
Pemahaman tentang dinamika seksual abuse sangat penting untuk mengenali dampaknya terhadap kesejahteraan fisik, emosional, dan psikologis korban. Para korban sering mengalami perasaan malu, bersalah, dan takut, serta dapat mengalami trauma jangka panjang seperti gangguan stres pasca-trauma (PTSD), depresi, kecemasan, dan penyalahgunaan zat.
Mengatasi seksual abuse membutuhkan sistem dukungan yang komprehensif bagi para korban, termasuk akses ke perawatan medis, konseling, bantuan hukum, dan layanan advokasi. Ini juga melibatkan implementasi kebijakan dan hukum yang melindungi individu dari eksploitasi serta meminta pertanggungjawaban pelaku atas tindakan mereka.
Mencegah seksual abuse melibatkan promosi kesadaran, pendidikan, dan penciptaan lingkungan yang aman di mana individu merasa berdaya untuk melaporkan pelecehan dan mencari bantuan tanpa stigmatisasi atau takut akan pembalasan. Ini termasuk pendidikan tentang batas-batas pribadi, persetujuan, dan hubungan sehat, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
Dengan mengatasi seksual abuse secara efektif, komunitas dapat bergerak menuju penyembuhan para korban, mencegah insiden di masa depan, dan menciptakan masyarakat di mana semua individu dihormati, dilindungi, dan didukung dalam perjalanan mereka menuju pemulihan dan keadilan.