Sex Mesum Rudi Dan Bu Ambar Remake PART 3

Kakinya menjejak-jejak kasur dan pinggulnya ia goyang-goyangkan dan hentak-hentakkan untuk melepaskan kemaluannya dari benda sebesar knalpot motor. Tapi Rudi makin merasa keenakan dengan gerakan meronta-ronta Ibunya itu karena penisnya menjadi ikut terguncang guncang di dalam liang peranakan. Ia merasakan liang itu terasa sangat hangat dan berdenyut-denyut memijit kemaluannya. Tubuh montok ibunya yang didekap erat terasa hangat dan empuk. Sex 

“Rud apa yang kamu lakukan pada Ibu, lepaskan, lepaskan!!”.Teriak ibunya pelan karena takut membangunkan Mbok Inah sambil tetap menggeliat-geliatkan tubuh montoknya berusaha melepaskan diri. “Bu, Rudi ingin dikelonin kayak dulu lagi”. Rudi merengek sambil makin menekan tubuh polos Ibunya.
“Rud, ini nggak boleh Rud. Aku kan Ibumu, nak”. kata Ibunya yang kini sudah mulai mengendurkan perlawanannya yang sia-sia. Posisinya memang sudah kalah. Tubuhnya sudah ditelanjangi, didekap kuat serta kakinya mengangkang lebar sehinnga selangkangannya terkunci oleh benda besar itu.
“Bu, Rudi pokoknya ingin dikelonin Ibu. Kalau nggak mau berarti Ibu nggak sayang lagi sama Rudi. Mendingan Rudi mau cari pelacur aja di pinggir jalan!!” Sahut Rudi dengan nada keras.
“Jangan, Rudi nggak boleh beginian dengan wanita nakal. Nanti kalau kena penyakit kotor, Ibu yang sedih”. Kata Bu Ambar pelan sambil mengusap rambut Rudi perlahan.
“Ya, sudah karena sudah terlanjur malam ini, Rudi Ibu kelonin. Tapi jangan kasih tahu Bapakmu ya, nanti dia bisa marah-marah”. Sambung Ibunya pelan sambil tersenyum penuh kasih sayang.
“Jadi Rudi boleh, Bu. Terima kasih Ya, Bu. Rudi sayang sekali sama Ibu”. Kata Rudi sambil mengecup pipi Ibunya.
“Iya, Ibu juga sayang sekali sama Rudi. Makanya Rudi boleh sesukanya melakukan apapun pada Ibu. Yang penting Rudi nggak mengumbar nafsu ke mana-mana”. Kata Bu Ambar
“Janji, ya Rud”. kata Ibunya.
“Iya Bu, Rudi juga nggak mau sama yang lain karena nggak ada yang secantik dan sesayang Ibu”. Kata Rudi dengan mengendorkan dekapan kuatnya sehingga kini Ibunya tidak merasa terlalu berat lagi menahan beban tubuhnya yang sudah berat itu.
“Tapi Rudi harus pelan-pelan ya. Sebab punya Rudi terlalu besar, gak kayak biasa yang sering Bapakmu masukkan ke dalam punya Ibu”. Kata Bu Ambar meminta pengertian Rudi. Memang postur tubuh Rudi mengikuti garis keturunan Bu Ambar, tidak seperti bapaknya yang pendek dan kecil.
“Ya sudah, sekarang punya Rudi digerakkan pelan-pelan naik-turun. Tapi pelan ya Rud!” Perintah ibunya lembut pada Rudi sambil membelai-belai rambut anaknya penuh kasih sayang.

Kini Rudi mulai menggerak-gerakkan penisnya naikturun perlahan di dalam liang sempit yang hangat itu. Liang itu berdenyutdenyut, seperti mau melumat kemaluannya. Rasanya nikmat sekali. Kini mulutnya ia dekatkan ke mulut ibunya. Mereka pun berciuman mesra sekali, saling menggigit bibir, berukar ludah dan mempermainkan lidah di dalam mulut yang lain. Tangan Rudi mulai menggerayangi payudara putih mulus yang sudah mengeras bertambah liat itu. Diremas-remasnya perlahan, sambil sesekali dipijit-pijitnya bagian puting susu yang sudah mencuat ke atas.

Tangan Bu Ambar membelai-belai kepala anaknya dengan lembut. Pinggulnya yang besar ia goyang-goyangkan agar anaknya merasakan kenikmatan di dalam selangkangannya. Sementara vaginanya mulai berlendir lagi dan gesekan alat kelamin ibu dan anak itu menimbulkan bunyi yang seretseret basah. Prrtt.. prrtt.. prrtt.. ssrrtt.. srrtt.. srrtt.. pprtt.. prrtt.. Penis besar anaknya memang terasa sekali, membuat kemaluannya seperti mau robek. Vaginanya menjadi membengkak besar kemerahmerahan seperti baru melahirkan. Membuat syaraf-syaraf di dalam liang senggamanya menjadi sangat sensitif terhadap sodokan kepala penis anaknya. Sex 

Sodokan kepala penis itu terasa mau membelah bagian selangkangannya. Belum lagi urat-urat besar seperti cacing yang menonjol di sekeliling batang kemaluan anaknya membuat Bu Ambar merasakan nikmat. Meski agak pegal dan nyeri tapi rasa enak di kemaluannya lebih besar. Ia merasakan seperti saat malam pertama. Agak sakit tapi enak. Lendirnya kini makin banyak keluar membanjiri kemaluannya, karena rangsangan hebat pada Bu Ambar. Ketika Rudi membenamkan seluruh batang kemaluannya, Bu Ambar merasakan seperti benda besar dan hangat berdenyut-denyut itu masuk ke rahimnya. Perutnya kini sudah bisa menyesuaikan diri tidak mulas lagi ketika saat pertama tadi anaknya menyodok-nyodok penisnya dengan keras.

Bu Ambar kini mulai menuju puncak orgasme. Vaginanya mulai menjepit-jepit dengan kuat penis anaknya. Kakinya diangkatnya menjepit kuat pinggang anaknya dan tangannya menjambak rambut Anaknya. Dengan beberapa hentakan keras pinggulnya, muncratlah air maninya dalam lubang kemaluannya menyiram dan mengguyur kemaluan anaknya. Setelah itu Bu Ambar terkulai lemas di bawah tubuh berat anaknya. Kakinya mengangkang lebar lagi pasrah menerima tusukan-tusukan kemaluan Rudi yang semakin cepat. Tangannya menelentang, memperlihatkan bulu ketiaknya yang tumbuh subur lebat dan panjang. Mengetahui hal itu Rudi melepaskan kulumannya pada mulut Ibunya agar ia bisa bernafas lega.

Bu Ambar tampak terengah-engah seperti baru lari maraton.
“Ibu sudah tua, Rud. Nggak kayak dulu lagi bisa tahan sampai lama. Tenaga dan kondisi fisik Ibu tidak sekuat dulu lagi. Jadi, Ibu tidak bisa mengimbangi kamu”. Bisik ibunya sambil mengatur napas. Keringat Bu Ambar nampak bercucuran dari sekujur tubuhnya membuat hawa semakin hangat. Tanpa merasa lelah Rudi terus memacu penisnya dan sesekali menggoyang-goyangkan pinggulnya. Sepertinya ia ingin mengorek-ngorek setiap sudut jalan bayi yang dulu dilaluinya. Suara bunyi becek makin keras terdengar karena liang itu kini sudah dibanjiri lendir kental yang membuatnya agak lebih licin.

Bu Ambar mulai merasakan pegal lagi di kemaluannya karena gerakan anaknya yang bertambah liar dan kasar. Tubuhnya ikut terguncang guncang ketika Rudi menghentak-hentakkan pinggulnya dengan keras dan cepat. Plok.. Plok.. Plok.. Plookk.. Crrpp.. Crrpp.. Crrpp.. Srrpp.. Srrpp.. Bunyi keras terdengar dari persenggamaan ibu anak itu.
“Rud pelan, Rud..! Desis ibunya sambil meringis kesakitan. Kemaluannya terasa nyeri dan pinggulnya pegal karena agresivitas anaknya yang seperti kuda liar. Rudi yang merasakan dalam selangkangannya mulai terkumpul bom yang mau meledak tidak menyadari ibunya sudah kewalahan, malahan terus mempercepat gerakannya. Bu Ambar hanya bisa pasrah membiarkan dirinya diperlakukan seperti itu.

Ia tidak ingin mengganggu kesenangan anaknya. Baginya yang lebih penting hanyalah bisa memberikan tempat penyaluran kebutuhan biologis yang aman dan nyaman untuk anak yang disayanginya. filmbokepjepang.com Kakinya menjejak-jejak kasur dan pinggulnya yang besar disentak-sentakannya perlahan untuk mengimbangi rasa nyeri dan pegal. Napasnya mendesah-desah seperti orang kepanasan habis makan cabai dan tangannya menjambak rambut anaknya. Kini Rudi sudah mencapai orgasme. Dipagutnya leher jenjang ibunya dan ditekankannya badannya kuat-kuat sambil menghentakkan pinggulnya keras berkali-kali membuat tubuh Ibunya ikut terdorong.

Tak lama kemudian Muncratlah sperma kental dari penis Rudi mengguyur rahim Ibunya yang sangat subur itu “CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT!” Karena banyaknya sampai-sampai ada yang keluar membasahi permukaan sprei. Sementara Bu Ambar merasakan tulang-tulang di daerah pinggulnya seperti rontok, karena sodokan bertenaga dari anaknya. Tapi dia bahagia karena anaknya bisa mendapatkan kepuasan dari tubuhnya yang sebenarnya sudah tua. Bu Ambar juga seakan tidak peduli bahwa sperma anaknya yang masih muda itu sangat berpotensi untuk membuatnya hamil lagi apalagi di usianya yang ke 47 tahun ini dia masih menstruasi dengan teratur. Baginya, melihat sang anak tersenyum bahagia meraih kenikmatan bersetubuh di atas tubuh montoknya sudah membuatnya senang. Rudi akhirnya terbujur lemas di atas tubuh ibunya dengan keringat bercucuran membasahi tubuh keduanya. Dikecupnya lembut bibir Ibunya.
“Bu, terima kasih, ya. Rudi sayang banget sama Ibu”. Bisik Rudi terengah-engah mengatur napasnya kembali.
“Ibu juga sayang”. Desah Bu Ambar pelan sambil membelai rambut anak semata wayangnya.

Setelah selesai bercinta, Rudi pun bangkit dari tubuh Ibunya sambil berupaya memapah tubuh Bu Ambar ke kamar mandi. Rudi pun membawa air panas yang tadi dipanaskan Ibunya untuk dipakai mandi. Akhirnya mereka pun memutuskan untuk mandi bersama pada malam itu. Selesai mandi, Rudi pun kembali mengenakan pakaiannya tadi sementara Ibunya memakai kimono merah tanpa dalaman. Setelah berpakaian Rudi dan Bu Ambar pun tidur bersama di kamar Rudi sambil berpelukan mesra satu sama lain

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *