Cerita Porno Artis : Tragedi Rossa PART 3

“Disini ada siapa aja selaen lo berdua dan majikan lo ini?”

“Ada pembantu bang. Parto sama Narti. Terus ada supir mbak Ocha, pak Rasto.” jawab Nardi.

“Lo mau ngesot ama majikan lo?”

Kedua satpam itu terjengit kaget mendengar pertanyaan Kahar. Porno 

“Mak…mak..maksud abang gimana bang?” Rustam terbata-bata.

“Masa lo gak ngerti maksud gua sih?” Kahar menatap Rustam. “Gua bisa bikin supaya lo berdua bisa ngesot ama majikan lo ini. Asal lo mau nurutin semua perkataan dan perintah gua. Singkatnya, majikan lo sekarang gua bukan dia.”

Nardi dan Rustam yang sekarang sudah berdiri berdampingan tampak takjub campur bingung. Keduanya melihat Rossa dan Kahar bergantian. Jakun mereka naik turun menelan ludah.

“Gimana? Mau gak lo?”

Rustam dan Nadi berpandangan, lalu mereka tersenyum lebar satu sama lain.

“Mau bang! Mau banget!” jawab mereka bersamaan.

“Bagus! Mulai sekarang lo berdua turutin apa perintah gua.”

Kahar baru saja mendapatkan dua orang lagi untuk membantu dalam menjalankan rencananya. Sejauh ini apa yang ia rencanakan telah berjalan dengan lancar. Tinggal menjalankan langkah selanjutnya. Sebuah rencana yang disusun dalam waktu singkat tapi akan membuat Kahar dapat merasakan surga dunia.

“Oke, sekarang lo dengerin perintah gua!”

Kedua satpam itu mendekat dan berusaha konsentrasi, sementara pikiran mereka sudah penuh dengan bayangan tubuh Rossa tanpa busana sedikitpun.

“Lo tutup pintu, trus lo kunci. Abis itu lo bantuin gua lepasin baju yang dipake ama majikan lo. Ngerti?”

“Ngerti bang!”

Nardi langsung mendekati pintu kamar Rossa dan menutupnya tidak lupa mengucinya. Lalu buru-buru menyusul Kahar dan Rustam yang sudah berdiri di sebelah ranajng Rossa

Tanpa banyak bicara mereka bertiga langsung melucuti pakaian yang dikenakan oleh Rossa.

Tali gaun itu dilepas. Sepasang tangan meraih ke bawah gaun Rossa dan menarik lepas celana dalam Rossa. Tubuh Rossa yang lunglai didudukan, agar mereka bisa menarik gaun kuning itu lepas dari tubuhnya. Yang terakhir sepatu Rossa pun lepas dari kaki Rossa.

Penis ketiga orang itu bagaikan mau meledak. Begitu tegang sampai terasa ngilu melihat tubuh Rossa yang begitu kencang. Mulus. Bersih. Perut yang ramping, tidak ada tanda-tanda lipatan ataupun lemak. Di antara pahanya terlihat gundukan vagina yang begitu mengundang nafsu mereka.

“Sekarang gimana bang?” tanya Nardi tak sabaran.

“Sekarang giliran lo berdua lepasin baju lo sendiri.” Porno 

Bagai kesetanan kedua satpam itu berlomba menelanjangi diri sendiri. Penis Nardi sudah sedemikian tegang. Panjang dan gemuk. Sedangkan Rustam, sama bernafsunya. Penisnya yang gemuk seperti perutnya mengacung dang bergoyang-goyang seperti ular.

“Sekarang gini, lo berdua boleh deketin majikan lo, lo boleh pegang-pegang, lo boleh jilat-jilat, lo boleh ngapain aja selama itu gak bikin dia bangun. Tapi lo belom boleh entotin dia, karena gua musti siapin beberapa hal dulu supaya rencana gua bisa lancar.” kata Kahar. “Pokoknya kalo langkah yang ini lancar, gua jamin lo bakalan bisa ngesot ama majikan lo sebanyak ya lo mau besok-besok. Ngerti?!”

Walaupun agak kecewa karena batal meniduri majikan mereka, Nardi dan Rustam tetap menganggukan kepala mereka. Daripada gak sama sekali, lumayan bisa ngerasain bodinya mbak Ocha, pikir mereka.

Kahar mengambil HP Rossa tadi, dan mulai mengambil gambar lagi. Berpuluh gambar berhasil ia ambil. Dua penis yang menempel di pipi Rossa, tangan yang meremas payudara Rossa, lidah Rustam yang sedang menjilati puting susu Rossa, dan masih banyak lagi.

Dengan hati-hati Kahar mengambil gambar sehingga muka Rossa terlihat jelas sedangkan kedua satpam itu tidak.

Akhirnya, Nardi dan Rustam meyerah pada nafsu mereka, mereka mengocok penis mereka sendiri dan mengeluarkannya ke dada Rossa. Kahar dengan sigap merekam semuanya menjadi sebuah video.

Setelah puas, para satpam itu membersihkan sperma yang belepotan di dada Rossa, sebelum kembali memakaikan kembali gaun, celana dalam dan sepatu Rossa.

“Bagus! Rencana kita berjalan lancar! Sekarang kita keluar, dan lo berdua besok biasa-biasa aja. Jangan berbuat macem-macem dulu. Begitu majikan lo ini bangun, langsung lo SMS gua ya!” Kahar meberikan petunjuk sementara Nardi dan Rustam menganggukan kepala mereka.

Mereka pun keluar dari kamar, dan bergegas menuju pos satpam. Kahar memberikan nomor untuk menghubungi dia kepada Rustam.

Waktu menunjukkan pukul 03:53 dini hari ketika Kahar memacu mobilnya menjauhi rumah Rossa.

Pukul 04:19 dini hari.

Kahar menghentikan taksinya di depan sebuah rumah kecil, sedikit bobrok tempat dia tinggal. Ia pun masuk dan mengunci semua pintu. Di dalam rumah itu hanya ada peralatan masak, sebuah notebook, dan sebuah printer berwarna.

Tiga tahun yang lalu, Kahar adalah seorang yang mempunyai pekerjaan yang sangat menjanjikan, manager personalia sebuah perusahaan komputer di luar kota Jakarta. Namun Kahar melakukan hal-hal yang tidak akan bisa ditolerir lagi oleh perusahaan itu, oleh karena itu setelah berhasil membawa sejumlah uang, ia pun hijrah ke Jakarta. Untuk sementara ia harus menyembunyikan diri terlebih dahulu. Karenanya ia memilih menjadi supir taksi yang bisa dengan tenang menjelajahi kota Jakarta menunggu sebuah kesempatan datang pada dirinya.

Kahar dengan cekatan memindahkan seluruh foto dari HP Rossa ke notebooknya, menyalinnya ke dalah sebuah CD-ROM, dan kemudian mencetak beberapa dari foto itu. Tidak lupa ia juga membuat sebuah VCD dari adegan yang berhasil ia rekam tadi.

Pukul 04:58 dini hari.

Kahar memasukan hasil cetakan, CD-ROM dan VCD yang telah selesai dalam sebuah amplop. Ia menarik laci mejanya, mencari-cari sesuatu sebelum akhirnya ia menemukan sebuah sim card. Ia memasangkan sim card itu ke HP Rossa dan mengaktifkannya.

Kemudian ia mencari daftar telepon yang ada di HP Rossa sebelum akhirnya menemukan sebuah nama. Ia membuat sebuah MMS, menambahkan beberapa foto Rossa di taksi dan dikamar tidurnya.

Kahar menekan tombol Send.

Kahar sudah terlelap di kasur yang ada di lantai rumahnya ketika layar HP Rossa masih menampilkan proses pengiriman pesan tadi.,

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *