Sex Cerita Dewasa Perasaan Yang Sangat Mendalam Part 3

Tante serius?”

“Iya Irwan, Tante serius kok…” Jawabku sembari tersenyum membelai rambutnya.

“Irwan boleh?” Dia menggantung kalimatnya. Sex 

Aku mengangguk, kemudian Irwan beranjak bangun duduk di sampingku. Dia menatapku tajam seakan tidak percaya dengan apa yang kulakukan.

Karena melihat Irwan bengong, aku jadi kesal sendiri. “Mau di lihat sampai kapan Wan?” Tanyaku sedikit menegurnya yang dari tadi menatap payudarahku dengan tatapan nanar.

“Ma… maaf Bunda!” Jawabnya.

Lalu dia mendekatkan wajahnya, dan sedikit kemudian payidarah ranumku berada di dalam mulutnya. Ooo… Tuhan! Rasanya sangat nikmat sekali ketika payudarahku berada di dalam mulutnya.


Perlahan mobil yang di kendarai Mas Anton berhenti tepat di depan rumahku, kulihat di luar sana Suamiku sudah menungguku. Saat melihat kedatangan mobil kami, Suamiku langsung berdiri tapi ia tidak menghampiriku, kulihat mimik wajahnya tampak sumringah saat melihat kepulanganku bersama Mas Anton.

Entah kenapa, aku menjadi merasa bersalah tehadap Suamiku karena telah membuatnya khawatir. Sex 

Saat aku ingin keluar mobil, tiba-tiba seperti ada sesuatu yang menghentikanku, seolah melarangku untuk segera keluar dari mobil. Aku mendesah pelan, lalu kuputar tubuhku menghadap Mas Anton.

Maafkan aku Suamiku, tapi aku harus menjawab pernyataan cinta Mas Anton sekarang juga, di sini, di hadapanmu walaupun kamu tidak akan melihat ataupun mendengar suaraku, tapi aku ingin kamu tau kalau Istrimu kini bukan hanya milikmu seorang.

Segera aku memeluk Mas Anton kemudian mencium bibir Mas Anton.

Gila kamu Ina…

Aku memanggut bibir Mas Anton sebentar kemudian aku kembali bersandar di jok mobilnya, seraya tersenyum malu-malu di samping Mas Anton.

Mas yang mengerti keadaanku sekarang, berani merangkulku, memandangi wajahku dengan jarak yang sangat dekat. “Jadi jawabannya?” Tanya Mas Anton sambil membuka satu persatu kancing pakaian dinasku hingga terlihat payudarahku yang tertutup bra.

Aku tak langsung menjawab, melainkan membuang muka kearah Suamiku yang di ikuti Mas Anton, selama beberapa detik kami menghadap kearah Suamiku. Lalu kami kembali berpandangan.

“Aku mau Mas!” Bisikku lirih.

Kemudian dia memanggut bibirku dan aku membalas pagutannya, sementara telapak tangannya menyelusup masuk kedalam behaku, meremas payudaraku secara langsung, membuatku merintih nikmat merasakan remasannya di payudarahku.

Aku semakin ganas membalas kumatannya, lidah kami saling membelit nikmat, sementara tangannya semakin kasar meremas payudarahku.

Rem?asannya terasa begitu nikmar, apa lagi ketika kulitnya yang kasar menyentuh puttingku.

Maafkan aku Mas… Maafkan aku Suamiku, tapi caranya, perlakuannya membuatku merasa menjadi wanita yang sesungguhnya, bukan wanita baik-baik yang patuh terhadap Suaminya, maafkan Istrimu ini Mas.

Kami berciuman cukup lama hingga akhirnya Mas Anton melepas pagutan kami ketika Suamiku mendekat.

Buru-buru aku membenarkan kancing seragam dinasku sebelum Suamiku tiba di samping mobil Mas Anton. Segera aku membuka pintu mobil Anton yang di sambut tatapan curiga dari Suamiku.

“Mas… Mbak… aku pulang dulu ya!” Pekik Mas Anton. Kemudian mobil yang ia kendarai menghilang di balik kegelapan malam.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *